Salin Artikel

Ketua DPRD Tangsel Sayangkan Insiden Politisi Gerindra Pukul Wasit Sepak Bola

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan, Abdul Rasyid, menyayangkan insiden pemukulan wasit yang dilakukan anggota Fraksi Partai Gerindra Edy Mamat.

Peristiwa tersebut terjadi saat sepak bola antarkampung, Turnamen Pakujaya Cup 7, di Stadion Mini Paku Jaya, Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (10/6/2022).

"Secara kelembagaan kami menyayangkan peristiwa itu terjadi. Kita sudah menegur beliau dan berkomunikasi dengan fraksinya, jadi secara normatif kami menyayangkan," ujar Abdul, di Balai Kota Tangerang Selatan, Senin (13/6/2022).

Abdul menuturkan, persoalan itu sudah selesai karena Edy Mamat sudah meminta maaf kepada korban pemukulan.

Pihak yang bertikai juga sudah sepakat untuk berdamai saat bertemu di Kantor Kelurahan Pakujaya, Serpong Utara, pada Sabtu (11/6/2022) pukul 20.00 hingga 23.00 WIB.

"Dia sudah minta maaf dan saya kira nanti kita minta juga klarifikasi dari Edy Mamat," lanjutnya.

Terkait insiden tersebut, kata Abdul, dirinya sudah berkomunikasi dengan Fraksi Gerindra. Menurut dia, Edy Mamat akan dipanggil oleh mahkamah partai.

"Hari ini kalau enggak salah dipanggil mahkamah partai," ucapnya.

Sebelumnya, Edy Mamat telah meminta maaf atas insiden pemukulan. "Saya enggak luput dari kesalahan. Saya minta maaf kepada semua panitia, sama wasit juga. Saya sudah meminta maaf," ujar Edy, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (13/6/2022).

Edy berdalih bahwa yang ia lakukan bukanlah pemukulan, melainkan menghalau agar wasit tidak memberikan kartu merah.

"Saya tidak ada pemukulan, dan mungkin dari kesalahan saya, saya tidak menyalahkan wasit, juga wasit di tengah lapangan adalah hakim. Tapi dalam pertandingan juga harusnya hakim lebih baik tidak memihak ke sana ke sini," ucapnya.

Menurut Edy, wasit tidak bersikap netral ketika memimpin pertandingan. Ia mengaku beberapa kali dijatuhkan oleh pemain lawan, namun wasit tidak menyatakan pelanggaran.

"Saya sebagai pemain bola ada masalah dengan wasit atau pemain bola setelah main bola selesai. Karena namanya tarkam pasti akan ketemu wasit lagi, tidak akan masalah lagi, tidak ada permusuhan. Kita sudah sama-sama memaafkan," tutur Edy.

Adapun video pemukulan yang diduga dilakukan Edy beredar di media sosial. Dalam video tampak Edy memukul karena memprotes keputusan wasit yang memberikannya kartu merah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/13/19442541/ketua-dprd-tangsel-sayangkan-insiden-politisi-gerindra-pukul-wasit-sepak

Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke