Salin Artikel

Harga Cabai Masih Tinggi, Pemkot Jaksel: Tanam Sendiri di Rumah

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya harga cabai di Ibu Kota belum juga reda. Berdasarkan situs resmi Info Pangan Jakarta, rata-rata harga cabai merah keriting masih menembus Rp 100.681 per kilogram.

Kemudian, harga cabai rawit merah masih Rp 92.127 per kg dan cabai rawit hijau tercatat Rp69.680 per kg pada Kamis (21/7/2022).

Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Perikanan (KPKP) Jakarta Selatan mendorong warga mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming) sebagai solusi mahalnya harga cabai tersebut.

Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian sekaligus Pelaksana tugas Kepala Seksi Peternakan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakarta Selatan Nila Kartina menyarankan agar warga bisa menanam bahan pangan sendiri di rumah termasuk cabai.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengimbau untuk bisa menanam tanaman yang bisa dilakukan di rumah. Misalnya cabai karena memang cukup mahal," kata Nila Kartina dilansir dari Antara, Kamis (21/7/2022).

Menurut Nila, menanam cabai terbilang mudah hanya membutuhkan bibit, wadah seperti pot atau polybag serta harus menempatkannya di bawah sinar matahari langsung.

Masyarakat pun bisa menanam satu sampai lima pot tanaman cabai untuk kebutuhan pangan keluarga agar lebih efisien dan harga terjangkau daripada di pasaran.

Menurut dia, ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi mahalnya harga cabai di pasaran seperti faktor hujan, transportasi, hingga pakan hewan di DKI Jakarta.

Melihat kondisi tersebut, pihak Suku Dinas rutin melakukan pemantauan harga pangan yang ada di wilayahnya. Namun, semua kembali pada kebijakan yang dimiliki pemerintah pusat.

Selain itu, Nila menambahkan Sudin KPKP Jaksel juga sudah rutin mendorong urban farming dengan membuat kelas berkebun di 10 kecamatan.

Adapun kelas berkebun yang terakhir dilakukan yakni penanaman buah melon golden yang bekerjasama dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat Jakarta Selatan.

Harapannya, pelaku urban farming nantinya selain bisa mencukupi kebutuhan pangan keluarga juga bisa mengolahnya sebagai ladang penghasilan.

"Bisa kita lakukan pengolahan seperti dibuat jus atau es krim tapi itu kan melalui proses pembelajaran. Jadi nanti ke depannya akan terus kami gencarkan," tuturnya.

Data Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2021 menunjukkan, terdapat sebanyak 735 lokasi urban farming dan 269 diantaranya berada di Jakarta Selatan.

Dari sisi metode budidaya, hidroponik menempati urutan terbanyak yang dilakukan di Jakarta dengan total 175.

Sebagian besar usia penggiat urban farming berada dalam rentang usia 41-50 tahun dengan besaran 37 persen, diikuti usia lebih dari 50 tahun yakni 35,5 persen, kemudian usia 31-40 tahun sebanyak 19,5 persen. Pegiat pertanian di bawah 30 tahun mencapai 8 persen.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/21/15433151/harga-cabai-masih-tinggi-pemkot-jaksel-tanam-sendiri-di-rumah

Terkini Lainnya

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke