Salin Artikel

Keluh Kesah Warga Mampang Depok Dua Hari Kebanjiran: Aktivitas Lumpuh, Setiap Hari Nyerokin Air

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua hari lamanya warga RW 06 di Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, Kota Depok, menjalani hidup dalam kepungan banjir.

Meski banjir sempat surut pada Minggu (24/7/2022) siang, namun air kembali naik pada Senin. 

Salah seorang warga sekitar, Marzuki, mengatakan banjir di lingkungannya merupakan imbas dari meluapnya air di Kali Licin yang ada di kawasan Simpang Mampang atau yang biasa juga disebut dengan Simpang Kodim.

“Sudah sering disini, kalau ada kiriman air dari Bogor terus sampahnya tersumbat di Jembatan Mampang, pasti banjir disini,” kata Marzuki di lokasi banjir, Senin (25/7/2022), dilansir Tribun Jakarta.

Hal senada dikatakan oleh Saniah (44) tetangga Marzuki. Ia berujar biasanya banjir akan surut dalam waktu satu hari.

Namun banjir kali ini, belum kunjung surut meskipun sudah dua hari lamanya.

“Paling sehari (surut) sampai sore. Ini tumben dua hari,” kata Saniah.

Warga lainnya, Ramin, mengatakan, banjir dengan ketinggian kurang lebih 40 sentimeter ini pun menerobos masuk rumahnya.

Padahal, ia sudah membangun tanggul kecil di pintu rumah untuk mencegah air masuk.

“Ini rumah saya sudah ditanggul masih masuk airnya. Biasanya enggak sampai masuk rumah cuma di jalan doang, tapi ini airnya tinggi sampai masuk rumah,” jelasnya.

Ramin menuturkan, banjir ini merusak sejumlah perabotan rumah tangganya.

“Pada rusak terendam banjir. Mesin cuci rusak jadi enggak bisa nyuci saya,” ungkapnya.

Ia juga mengaku bahwa aktivitasnya sampai lumpuh karena harus membuang air banjir yang masuk ke rumah.

“Gak bisa beraktivitas, setiap hari nyerokin (mengeluarkan) air dari dalam rumah saja ini kerjaannya,” kata dia.

Akibat Tumpukan Sampah

Lurah Mampang Darmawansyah mengatakan, aliran Kali Licin meluap karena tersumbat tumpukan sampah kayu dan bambu di kolong jembatan Jalan Raya Sawangan, tepatnya di perempatan Mampang.

"Sebetulnya selalu klasik permasalahan itu, ada buangan sampah yang sembarangan, ada tumpukan berupa batang pohon pisang, kayu, batangan besar pohon hasil tebangan," kata  Darmawansyah kepada wartawan, Senin.

Darmawan mengeklaim, sampah tersebut bukan berasal dari warga di wilayahnya, melainkan dari daerah hulu, yakni Bojonggede atau Cipayung.

"Saya yakin itu asalnya dari hulu bukan dari warga Mampang, karena kami selalu sosialisasikan ke warga yang ada di pinggiran Kali Licin dilarang membuang sampah di kali yang di dekat rumah tinggal mereka," sambungnya.

Darmawansyah pun berencana membuat sodetan untuk mengatur debit air di Kali Licin.

Tujuannya agar aliran Kali Licin tidak meluap ke jalan dan permukiman warga.

"Alternatif cara (penanganan banjir) yang akan kami lakukan nantinya membuat sodetan di seberang jalan ini, yaitu di ujung Jalan Pramuka 2 menuju Jalan Pramuka 1," kata Darmawansyah. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Keluh Warga Mampang Depok 2 Hari Kebanjiran Sampai Aktivitas Lumpuh: 'Setiap Hari Nyerokin Air'"

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/26/13261311/keluh-kesah-warga-mampang-depok-dua-hari-kebanjiran-aktivitas-lumpuh

Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke