Terlebih, sudah hampir setahun dia berhenti bekerja sebagai pengajar sekolah tersebut.
"Harapannya, tunggakan gaji saya dan teman-teman dibayarkan, karena kami sudah selesai bertugas di sana sejak setahun lalu, tapi masih belum dibayarkan," ujar Lucy saat dihubungi, Rabu (27/7/2022).
Lucy bekerja di sana sejak Oktober 2018 hingga Agustus 2021. Awalnya, kata dia, gaji honornya selalu lancar dibayar.
Akan tetapi, sejak 2020, pembayaran gajinya mulai tersendat karena kondisi keuangan sekolah terdampak pandemi Covid-19.
Gaji Lucy sebagai tenaga pengajar sekitar Rp 2 juta per bulan. Adapun total gajinya yang belum dibayar pihak sekolah berkisar Rp 10 juta.
"Awal lancar, lama-lama tersendat, saya sampai lupa mandeknya bulan apa saja. Kira-kira sekitar tujuh bulan yang belum terbayarkan. Tunjangan saya sebagai wakasek (2020-2021) juga enggak turun, totalnya kurang lebih Rp 10 juta," ungkap dia.
Setelah Lucy mengundurkan diri pada Agustus 2021, sekolah kemudian membayarkan gajinya dengan sistem menyicil.
Terakhir, pihak sekolah membayarkan gaji Lucy pada Maret 2022 tetapi hanya Rp 500.000.
"Mereka menjanjikan nanti kalau misal ada bulan April akan dikabarkan lagi, tapi sampai bulan ini belum dikabarin lagi," ujar Lucy.
Pihak sekolah, kata dia, beralasan belum ada dana untuk membayar gaji para tenaga honorer yang sudah keluar.
Padahal, guru yang saat ini mengajar di sekolah itu tidak pernah terkendala persoalan gaji sama sekali.
Dihubungi terpisah, mantan guru honorer lainnya, Sandi, mengatakan bahwa pihak sekolah belum melunasi gajinya.
Sandi mengajar di sekolah itu sejak Februari hingga Agustus 2021. Setelah hampir setahun ia berhenti bekerja, pihak sekolah masih belum membayarkan haknya.
"Masih kurang sekitar Rp 5 juta. Guru-guru yang sekarang ada di sana malah gajinya lancar. Dulu malah yang resign yang diutamain, sekarang beda," jelas Sandi.
Sama dengan Lucy, Sandi pun menuntut kejelasan dari pihak sekolah karena ia kesulitan untuk menagih gajinya yang ditunggak pihak sekolah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/27/19342291/kami-selesai-bertugas-jadi-guru-honorer-smk-di-serpong-setahun-lalu-tapi