Salin Artikel

Duka Nelayan Muara Angke, Mesin Mati saat Berlayar hingga Kapal Terbalik karena Badai

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam cerita datang dari nelayan tradisional di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara selama melaut.

Maryadi (47), salah seorang nelayan tradisional di Pelabuhan Muara Angke, membagikan kisah tak terlupakan selama puluhan tahun menjadi nelayan.

Sembari memperbaiki jaring ikan miliknya, ia mengingat-ingat kembali kisah tak terlupakan saat sedang melaut.

Kala itu, dia sedang berada di kawasan Kepulauan Seribu, tempatnya sering mencari ikan.

Meski tidak ingat kapan tepatnya peristiwa itu terjadi, dia mengatakan mesin perahu berukuran 2 gross tonnage (GT) miliknya memang kerap mati ketika berada di lautan.

Meski harus menelan kenyataan pahit karena mesin kapal mati, dia masih bisa menggunakan ponsel untuk menghubungi nelayan lain untuk membantu.

"Sekarang enaknya ada handphone, kalau ada sinyal kan ngabarin, nanti teman nyamperin kasih solar," imbuh dia.

Duka menjadi nelayan tradisional selama 35 tahun tak hanya sampai di situ.

Perahu Maryadi juga pernah terbalik lantaran badai yang menyebabkan ombak besar.

Sekitar tahun 2021, kapal nelayannya dibawa oleh anak buah kapal (ABK) untuk menangkap ikan. Saat itulah kapal terbalik dan membuat para ABK terjatuh ke lautan.

"Pernah dua kali perahu tenggelam, terbalik saat lagi angin kencang antara bulan Desember sampai Februari. Nelayan jadi susah, enggak berangkat karena angin kencang dan hujan," ungkap dia.

ABK yang saat itu membawa kapalnya harus mengapung di permukaan laut selama sehari semalam.

Dengan bantuan pelampung, mereka mecapai kapal nelayan terdekat untuk meminta bantuan.

"Sehari semalam pakai pelampung, Karena kan masih di pinggiran dan masih banyak nelayan lain," ujar pria asal Indramayu, Jawa Barat itu.

Cuaca dan limbah, menjadi faktor sedikitnya hasil tangkap laut yang didapatkan Maryadi.

Menurut dia, limbah yang mencemari lautan membuat ikan kehilangan habitat aslinya sehingga mereka mati atau berpindah ke area lain.

"Paling sedikit saya bawa ikan satu ekor. Karena cuaca, sama airnya kena limbah pabrik. Itu berdampak juga, jadi ikan bisa kabur," kata dia.

Adapun Maryadi bersama ABK mulai mempersiapkan diri untuk pergi mencari ikan di lautan saat sore hari.

Tak lupa dia membawa perbekalan berupa beras, mi instan, kopi instan, kental manis, dan air mineral.

Sekali berlayar, nelayan tradisional membutuhkan waktu hingga dua hari apabila tangkapan sedikit. Sebaliknya, mereka akan pulang lebih cepat jika tangkapannya banyak dan bisa dijual ke pengepul.

"Biasa saya melaut itu pagi hari, tapi sekarang berangkatnya mulai sore sampai pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB baru saya balik ke daratan," jelas Maryadi.

Jenis seperti ikan barakuda, ikan kuro, dan ikan kembung yang sudah ditangkap, nantinya dijual ke pengepul di Pasar Ikan Muara Angke, yang tak jauh dari lokasi pelabuhan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/28/06061801/duka-nelayan-muara-angke-mesin-mati-saat-berlayar-hingga-kapal-terbalik

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke