Salin Artikel

Korban Pencabulan Berkedok Pengajian di Cikarang Bertambah Tiga Orang Laki-laki

BEKASI, KOMPAS.com - Jumlah korban aksi pencabulan berkedok penyucian diri dan pengajian yang dilakukan ND, kini bertambah tiga orang.

Setelah dua kakek berinisial SA (61) dan SU (60), terdapat tiga orang lain yang menjadi korban ND, yakni WD (56), CC dan JA. Ketiga korban itu mengaku mengalami kejadian serupa.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Aris Timang mengungkapkan, dirinya telah menemui empat dari total lima korban saat mereka semua resmi melaporkan kejadian yang dialaminya ke Mapolres Metro Bekasi, Senin (17/10/2022).

Aris menjelaskan, empat korban itu adalah mantan pengikut ND yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai seorang "guru suci dan bersih".

"Kemarin saya temui mereka, saya panggil langsung ke ruangan saya. Mereka tidak bilang kalau terlapor itu dukun. Para korban mengaku kepada saya bahwa mereka ikut pengajian," ujar Aris ketika dikonfirmasi, Selasa (18/10/2022).

Aris menyebut bahwa tempat kejadian perkara (TKP) dugaan pencabulan berada di sebuah rumah di wilayah Desa Cipayung, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

Dari keterangan para korban, ada dua dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan ND. Pertama adalah dugaan penipuan.

Dugaan itu terkuak setelah korban bercerita bahwa mereka diinstruksikan untuk membayar uang dengan dalih iuran kurban kambing dengan besaran yang berbeda.

"Mereka datang empat orang mengaku merasa tertipu pengajian. Mereka katanya membayar untuk ikut pengajian," ungkap Aris.

Dugaan kedua, para korban mengaku sudah dicabuli oleh ND. Satu orang korban bahkan mengaku telah dilecehkan lebih dari satu kali.

Salah satu korban yakni WD, bahkan mengaku ke polisi bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan dan pencabulan sejak April 2022 lalu.

"Saat pengajian itu, ada hal yang aneh. Jadi, menurut keterangan yang ikut pengajian, mereka dibaiat terlebih dahulu. Prosesnya, mereka disuruh naik ke lantai 3. Kemudian tidur di kamar sama gurunya. Lalu mereka disuruh lah membuka pakaiannya," ucap Aris.

Para pelapor juga menuturkan bahwa alasan di balik mereka mengikuti perguruan tersebut karena mereka yakin bahwa ND bisa membantu kondisi ekonomi para korban.

"Mereka bilang ikut pengajian supaya mudah-mudahan dapat berkat agar kehidupan ekonominya lebih baik lagi. Korban ada dua orang yang sudah tua, sisanya tidak terlalu tua, laki-laki semua" ungkapnya.

Aris mengatakan bahwa laporan korban sudah diterima oleh polisi. Ia bahkan menyatakan untuk segera memproses laporan para korban.

"Secepatnya akan kami proses. Kami akan periksa saksi-saksi dulu, supaya ketika semua kami panggil, semua bukti sudah lengkap dan sudah memenuhi unsur pelanggaran pidana," ungkap Aris.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/18/20172581/korban-pencabulan-berkedok-pengajian-di-cikarang-bertambah-tiga-orang

Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke