Salin Artikel

Tingkat Kematian Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta Tergolong Tinggi, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan bahwa tingkat kematian pada kasus gagal ginjal akut pada anak di Jakarta tergolong tinggi.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Luigi mengatakan, sejauh ini ada 90 kasus gagal ginjal akut pada anak yang tercatat di Jakarta.

Sebanyak 58,54 persen di antaranya meninggal dunia, 26,29 persen masih dalam perawatan, dan 15,17 persen sembuh.

Sekitar 74,72 persen dari kasus gagal ginjal akut di Jakarta menimpa balita.

”Gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, malaise atau rasa tidak nyaman, gangguan saluran pencernaan, dan penurunan kesadaran,” ucap Luigi, dikutip dari Kompas.id, Selasa (25/10/2022).

Gejala yang harus diwaspadai

Orangtua diharapkan memantau gejala gangguan ginjal akut yang timbul pada anaknya.

Gejala itu antara lain demam, batuk, pilek, diare, mual, dan muntah. Selain itu, ada juga perubahan warna urine menjadi coklat dan penurunan jumlah urine.

Ketika terdeteksi, orangtua harus langsung membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Menurut Pediatrik Intensivist (KSM) Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Tartila, gagal ginjal akut akan semakin berbahaya jika lambat ditangani.

Gejala awal akan berlanjut pada perubahan warna urine dan penurunan jumlah urine.

"Pada tahap yang lebih lanjut, pasien akan mengalami penurunan kesadaran. Tahap lanjut tersebut yang berbahaya dan menyebabkan kematian,” katanya.

Update kasus

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengungkapkan perkembangan kasus gagal ginjal akut di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Menurutnya, terdapat penambahan pencatatan lima kasus gagal ginjal akut pada anak pada Selasa, sehingga jumlah kasus hingga saat ini menjadi 95.

Penambahan kasus dicatatkan usai Dinkes DKI melakukan penyisiran di rumah sakit di Ibu Kota.

“Tambahan lima (kasus) hari ini, ada dua pasien bulan Oktober (2022), dua pasien di September (2022), dan satu pasien di Agustus (2022)," ujar Ngabila.

(Kompas.id: Willy Medi Christian Nababan/ Kompas.com: Nirmala Maulana Achmad)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/26/05250061/tingkat-kematian-kasus-gagal-ginjal-akut-di-jakarta-tergolong-tinggi-ini

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke