Salin Artikel

Balita di Jakpus Meninggal dalam Tidur, Dinkes Teliti Obat yang Diminumnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat memeriksa obat yang diminum Muhammad Khalid (4), yang meninggal dunia pada 18 Oktober 2022, diduga akibat gagal ginjal akut misterius.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari mengungkapkan, saat ini jajarannya masih melakukan penelitian terkait obat yang diminum anak tersebut.

Hal itu dilakukan untuk mencari penyebab balita tersebut meninggal dunia.

"Pemeriksaan lanjut obat juga sudah diperiksa, tapi hasilnya belum ada, jadi apakah itu terbukti karena obat atau tidak," kata Rismasari saat diwawancarai wartawan, Kamis (27/10/2022).

Untuk saat ini, Sudinkes Jakpus baru menyatakan bahwa bocah malang itu suspek gagal ginjal akut. 

Sudinkes belum bisa memastikan apakah anak itu mengidap gangguan ginjal akut misterius atau tidak karena pemeriksaan belum rampung.

"Kami belum bisa memastikan karena ini dalam tahap pemeriksaan," ungkap dia.

Rismasari menambahkan, total ada tiga kasus suspek gangguan ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI) yang ditemukan pada anak-anak di Jakarta Pusat.

"Satu orang infeksi, yang satu lagi kelainan ginjal bawaan, yang satu ini (Muhammad Khalid) meninggal," kata Rismasari.

Adapun, berdasarkan data per 24 Oktober 2022, kasus gangguan ginjal akut pada anak mencapai 90 kasus di Jakarta.

“Sampai dengan tanggal 24 Oktober tercatat terlaporkan sebanyak 90 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyatusti dalam webinar, Selasa (25/10/2022).

Angka ini meningkat dari data sebelumnya yang dilaporkan Dinkes DKI per Sabtu (22/10/2022), yakni 86 kasus.

Sementara itu, angka kematian mencapai 47 kasus.

Kronologi Muhammad Khalid meninggal

Muhammad Khalid (4) meninggal dunia pada 18 Oktober 2022, diduga akibat gagal ginjal akut misterius.

Amir menuturkan, mulanya Khalid mengalami demam tinggi yang tak kunjung mereda pada 14 Oktober 2022. Lantas ia membawa Khalid ke Puskemas Mangga Besar untuk mendapatkan perawatan medis.

Saat itu dokter menyarankan agar pasien datang kembali ke puskemas jika selama tiga hari demam Khalid belum juga turun.

Tiga hari berselang, pada 16 Oktober 2022, Amir kembali ke puskesmas.

Hasil pemeriksaan lab di sana menyatakan tidak ditemukan masalah apa pun pada tubuh Khalid.

"Dokter bilang cuma ada kenaikan leukositnya sedikit, lalu dikasih obat lagi antibiotik pulang," ungkap dia.

Keesokan harinya, 17 Oktober 2022, setelah sarapan pagi, Amir memberikan obat parasetamol untuk Khalid dengan harapan demam anak keempatnya itu cepat turun.

"Enggak lama minum obat itu, anak saya sesak napas terus berkelanjutan sampai siang hari. Habis itu saya tidak kasih lagi (obat parasetamol) dan sebelum waktu (shalat) ashar, anak saya tidur sepemikiran saya," ucapnya.

Setelah tenang karena Khalid tertidur, malam harinya Amir membawa putranya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawah Besar untuk mendapatkan perawatan dokter.

Namun nahas, dokter menjelaskan kepada Amir bahwa anaknya tersebut sudah dalam keadaan koma.

"Dokter bilang, 'Anak bapak ini kondisinya sudah paling buruk dan kemungkinan besarnya bisa meninggal'," ucap Amir.

"Ini harus dirujuk ke ruang ICU anak, dan ruang ICU anak (di RSUD Sawah Besar) itu penuh jadi saya harus menunggu mendapatkan kamar ruang ICU anak itu," sambung dia.

Belum sempat mendapatkan fasilitas ICU, kata Amir, Khalid dinyatakan meninggal dunia oleh dokter sekitar 01.30 WIB dini hari.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/27/15472621/balita-di-jakpus-meninggal-dalam-tidur-dinkes-teliti-obat-yang-diminumnya

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke