Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Nasib "Bike Sharing" di Jakarta, Terbengkalai dan Butuh Evaluasi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing yang tersebar di beberapa lokasi di Jakarta, kondisinya kini terbengkalai.

Salah satu lokasi bike sharing yang terbengkalai berada di kawasan Taman Menteng, Jakarta Pusat.

Siang itu, Kamis (25/11/2022), terdapat 12 unit bike sharing terparkir dalam kondisi tak terawat.

Cat merah pada sepatbor sepeda telah memudar, akibat paparan sinar matahari hingga guyuran hujan.

Selain itu, frame sepeda bahkan sudah ada terlihat berkarat, semakin menandakan layanan bike sharing tidak terawat. Bahkan, kulit jok sepeda juga terlihat telah robek.

Kondisi itu seakan-akan tak sejalan dari tujuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan layanan bike sharing untuk memudahkan mobilitas warga menuju transportasi umum.

Terlebih, pada era Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, yakni Anies Baswedan, Pemprov DKI menggencarkan moda peralihan transportasi ke sepeda.

Pasalnya, masyarakat yang berlalu lalang di kawasan Taman Menteng terlihat tidak tertarik menggunakan layanan bike sharing untuk bermobilitas di Ibu Kota.

Beberapa dari mereka sekadar melintas di trotoar jalan kawasan Taman Menteng tanpa menunjukkan ketertarikan untuk menggunakan layanan bike sharing.

Pemprov tak mengunggah hasrat bersepeda

Mengetahui kondisi yang demikian, pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan menilai, jajaran Pemprov DKI belum membangun kesadaran warga Jakarta untuk menggunakan transportasi sepeda.

Kondisi itu juga dianalogikan Tigor seperti pembuaran jalur sepeda yang digencarkan tetapi mengabaikan pembangunan karakter masyarakat untuk bersepeda.

"Sama saja ini seperti membangun jalur sepeda. Ini juga seperti itu, buat proyek bike sharing tapi tidak dibangun karakter masyarakat," ujar Tigor saat dikonfirmasi, Jumat (25/11/2022).

"Orang-orang karakternya juga tidak dibangun untuk bersepeda, di Jakarta kan panas banget, enggak bisa orang bersepeda jauh-jauh," sambung dia.

Tigor berujar, kurangnya perencanaan yang baik menyebabkan layanan bike sharing di Jakarta menjadi tak terawat.

"Konsep layanannya tidak direncanakan dengan baik, ini asal bikin agar kelihatan wah dan hebat tapi substansinya tidak dibangun," ungkap dia.

Dengan kondisi yang terbengkalai, kata Tigor, dinas terkait perlu bertanggung jawab untuk mengatasi layanan bike sharing yang tak menarik minat masyarakat.

Evaluasi, promosi, hingga anggaran perawatan

Sementara itu, pengamat tata kota Yayat Supriatna mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau dinas yang bertanggung jawab, harus mengevaluasi mengenai turunnya minat masyarakat pada layanan bike sharing.

"Harusnya dievaluasi kembali, kenapa dia tidak digunakan lagi atau penurunan fungsi atau fenomenanya saat ini telah berubah," kata Yayat.

Menurut Yayat, saat pandemi Covid-19 pertengahan 2022, layanan bike sharing diminati masyarakat untuk bermobilitas atau sekadar berolahraga.

Setelahnya, kata Yayat, tekanan animo masyarakat dalam bersepeda berangsur-angsur menurun seperti merasa kehadiran bike sharing sudah tak penting lagi.

Karena itu, perlu peningkatan promosi layanan bike sharing agar masyarakat dapat kembali menggunakan sepeda sebagai sarana dalam bertransportasi.

"Evaluasinya atau juga motifnya diubah, jangan seperti itu-itu lagi, dibuat yang baru. Orang Indonesia kan mudah bosan," ujar Yayat.

Tak hanya itu, Yayat turut menyoroti perihal pos anggaran untuk biaya pemeliharaan yang perlu diperhatikan.

Ia menyarankan perlunya anggaran yang jelas dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki sepeda yang terbengkalai hingga sistem operasional bike sharing.

"Jadi anggarannya perlu dicermati, seharusnya dicek sumber masalahnya, misalnya karena kondisi sudah berubah," ucap Yayat.

"Tapi pengalaman saya, kalau sudah di tingkat pelayanan dilaksanakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), biasa kendala ada di dana operasional. Jadi tidak terpelihara lagi, biasanya begitu banyak pelayanan yang tidak berjalan karena tidak ada pos penganggarannya," sambung dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/26/12032201/nasib-bike-sharing-di-jakarta-terbengkalai-dan-butuh-evaluasi

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tinggal di Rusun, Tunawisma Diberi Modal untuk Buka Usaha

Tinggal di Rusun, Tunawisma Diberi Modal untuk Buka Usaha

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Tangerang Selatan Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Imsakiyah di Tangerang Selatan Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Tangerang Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Imsakiyah di Tangerang Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Bogor Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Imsakiyah di Bogor Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Imsakiyah di Jakarta Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Bekasi Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Imsakiyah di Bekasi Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Malam Ini, Polisi Razia Tempat Hiburan Malam di Kemang, Senopati, dan SCBD

Malam Ini, Polisi Razia Tempat Hiburan Malam di Kemang, Senopati, dan SCBD

Megapolitan
380 Petugas Gabungan Keliling Jaksel Malam Ini, Cegah Perang Sarung hingga Balap Liar

380 Petugas Gabungan Keliling Jaksel Malam Ini, Cegah Perang Sarung hingga Balap Liar

Megapolitan
Ini Alasan Inspektorat Periksa Kabid Dishub DKI soal Perilaku Anak-Istri Pamer Harta

Ini Alasan Inspektorat Periksa Kabid Dishub DKI soal Perilaku Anak-Istri Pamer Harta

Megapolitan
Hobi Pamer Harta, Istri Kabid Dishub DKI Massdes Arouffy Tak Bekerja

Hobi Pamer Harta, Istri Kabid Dishub DKI Massdes Arouffy Tak Bekerja

Megapolitan
Tak Langsung Percaya Medsos, Inspektorat Periksa Obyektif Kabar Istri Kabid Dishub DKI Punya Tas Mewah

Tak Langsung Percaya Medsos, Inspektorat Periksa Obyektif Kabar Istri Kabid Dishub DKI Punya Tas Mewah

Megapolitan
Istri Pejabat Dishub DKI Punya Tas Rp 1,5 Miliar Saat Kekayaan Suami Hanya Rp 1,8 Miliar, Kok Bisa?

Istri Pejabat Dishub DKI Punya Tas Rp 1,5 Miliar Saat Kekayaan Suami Hanya Rp 1,8 Miliar, Kok Bisa?

Megapolitan
Saat Tas Miliaran Rupiah Milik Istri Pejabat Dishub DKI Tuai Sorotan…

Saat Tas Miliaran Rupiah Milik Istri Pejabat Dishub DKI Tuai Sorotan…

Megapolitan
Istrinya Diduga Pamerkan Tas Miliaran Rupiah, Harta Kekayaan Kabid Dishub DKI Masdess Arouffy Hanya Rp 1,8 Miliar

Istrinya Diduga Pamerkan Tas Miliaran Rupiah, Harta Kekayaan Kabid Dishub DKI Masdess Arouffy Hanya Rp 1,8 Miliar

Megapolitan
Rusun Rp 10.000 di Cipayung Tak Bisa Dihuni Sembarang Orang, Mensos Risma: Ada Pemeriksaan Dulu

Rusun Rp 10.000 di Cipayung Tak Bisa Dihuni Sembarang Orang, Mensos Risma: Ada Pemeriksaan Dulu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke