Salin Artikel

Keresahan Warga Kampung Bahari yang Jadi Sarang Narkoba...

Kompas.com mendatangi "kampung narkoba" ini pada Rabu (30/11/2022) sore, saat polisi melakukan penggerebekan di sana.

Secara kasat mata, Kampung Bahari tampak normal seperti perkampungan pada umumnya.

Namun, para warga langsung menatap intens anggota kepolisian dan awak media yang menginjakkan kaki di Kampung Bahari.

Bahkan, kedatangan petugas disambut dengan letusan petasan yang disengaja.

Hal itu, menurut Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara Kompol Slamet Riyanto, merupakan tanda yang diberikan warga soal kedatangan polisi.

Petasan itu untuk memperingatkan para pengguna narkoba maupun pengedar segera berlari atau bersembunyi.

Selain itu, warga juga memberitahu satu sama lain untuk berkumpul lewat bunyi petasan tersebut.

Di sela-sela penggerebekan yang dilakukan di Kampung Bahari, Kompas.com menghampiri sejumlah warga.

Saat ditanya terkait penggerebekan oleh polisi, mereka cenderung kompak menjawab dengan dua kata.

"Enggak tahu," demikian yang disampaikan beberapa warga di lokasi.

Meski banyak warga yang menolak diwawancarai, Kompas.com bertemu salah satu warga bernama Marhatif (65).

Sore itu Marhatif buka suara terkait keresahannya selama ini. Menurut dia, polisi kerap berpatroli di Kampung Bahari, tetapi wilayah ini tetap rawan.

"Waduh, bukan rawan lagi. Hampir tiap malam di sini jalan terus orang pakai sabu-sabu. Maksudnya kalau mau pakai sabu jangan di sini," ujar Marhatif.

Kendati sudah digerebek, lanjut Marhatif, praktik penyalahgunaan narkoba masih terus berjalan.

Para pengguna biasanya mengisap sabu di sepanjang rel kereta, di dalam bedeng-bedeng yang dibangun seadanya.

"Di sini mau ada penggerebekan kayak sekarang, besok mulai lagi. Harus dijaga setiap hari," ungkap dia.

Ditemui di lokasi yang berbeda, warga lain bernama Junikar menyatakan keresahan yang sama.

Sepengetahuan Junikar, peredaran narkoba masih santer dilakukan di Gang Bahari A7, RW 013. Di lokasi ini, kata Junikar, ada lapak-lapak yang biasa digunakan untuk mengisap sabu.

"Dulu parah, di sini masih lapak-lapak semua. Cuma di sana dibongkar juga bedeng-bedengnya. Dibangun pos polisi baru bisa aman. Ini kan meresahkan juga," ucap Junikar.

Sementara itu, Marhatif berharap agar penjagaan polisi di Kampung Bahari terus dilakukan. Dengan demikian, warga akan merasa lebih aman.

"Jaga aja tiap hari kalau bisa. Saya tahu sendiri kalau malam lewat jalan kaki dari depan, masih rame peredaran narkoba itu," tutur Marhatif.

Adapun dalam penggerebekan kemarin, Kompol Slamet berkata, telah diamankan barang bukti berupa sabu seberat 116,97 gram.

"Ada satu yang sudah diamankan, pertama yang kami gerebek yang tadi pada saat kami mendapatkan perlawanan," jelas Slamet.

Jajaran kepolisian pun mengamankan sejumlah barang bukti berupa bong hingga senjata tajam.

"Kami amankan barang bukti dengan berbagai sajam, kemudian ada tambahan di bedeng kosong ada sabu, berbagai macam bong, cangklong, korek, ada uang juga. Kami amankan di TKP ini dari lima yang terindikasi penyalahgunaan narkoba," sebut Slamet.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/01/14583851/keresahan-warga-kampung-bahari-yang-jadi-sarang-narkoba

Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke