Salin Artikel

Mengenal Kucing-kucing di Balai Kota DKI, Diberi Nama Gubernur-gubernur Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - "Penguasa sebenarnya Balai Kota DKI Jakarta", begitulah bunyi deskripsi singkat dari akun Instagram @balaicatto.

Akun itu memuat foto dan video kucing-kucing di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat. Berbagai aktivitas hewan berkaki empat tersebut diabadikan di akun tersebut.

Misalnya, saat kucing Balai Kota DKI menemani pegawai menjaga posko pengaduan di pendopo atau ketika kucing-kucing tersebut bertengkar satu sama lain.

Sebagian besar dari kucing-kucing itu memiliki kalung dengan tanda pengenal.

Petugas pengamanan dalam (pamdal) sekaligus pengurus kucing-kucing Balai Kota DKI, Elvira mengatakan awalnya hewan-hewan itu hidup liar.

"Awalnya itu cuma satu ekor, terus tiba-tiba kok makin banyak. Entah dia beranak, entah dia datang baru. Terus jadi banyak saja di Balai Kota," tutur Elvira saat ditemui di Balai Kota DKI, Selasa (13/12/2022).

Elvira lantas melihat salah satu kucing liar itu sakit dan mengobatinya.

"Ada yang lapar juga kan, ya sudah akhirnya kami kasih makan. Lama-lama tambah banyak," ucap Elvira, yang bertugas sebagai petugas pamdal Balai Kota DKI selama empat tahun terakhir itu.

Pada 2018, Elvira bersama pegawai lain di Balai Kota DKI mulai intens memberikan makan ke kucing-kucing liar itu. Kucing-kucing pun menetap.

Dari situ, tercetus ide untuk menamai kucing-kucing tersebut.

Apalagi, gubernur DKI saat itu, Anies Baswedan, sangat menyukai kucing.

"Dulu kebetulan Pak Anies kan juga suka kucing. Kalau pagi diusap walaupun pakai kaki. Jadi ada yang di pintu masuk (ruangan Anies), itu ada Sugi dan Suri, itu ibu dan anak," tutur Elvira.

"Nah, mereka (kucing-kucing) kalau lewat terus ada bapak (Anies), sama bapak kadang dielus-dielus. Ibu Ferry Farhati (istri Anies) kan juga suka kucing kan. Jadi sebelum masuk kadang dielus," ucap Elvira.

Seluruh nama kucing-kucing di Balai Kota DKI diambil dari nama gubernur DKI sebelumnnya.

Sebagai contoh "Yoso" yang diambil dari nama "Sutiyoso", atau "Diki" diambil dari nama "Ali Sadikin", atau "Iful" diambil dari nama "Saiful Djarot".

"Tahun 2020 sudah mulai kasih nama-nama gubernur itu ya," ujar Elvira.

Kini, kucing-kucing itu menyebar di berbagai titik di Balai Kota DKI.

Oleh karena itu, mereka disebut sebagai "penguasa sebenarnya Balai Kota DKI Jakarta".

Ada yang di selasar, menunggu makanan cuma-cuma dari wartawan yang duduk-duduk di sana. Ada pula di pendopo, Gedung Blok F, hingga gedung pelayanan dan kesehatan Balai Kota DKI.

Disteril dan divaksin rutin

Elvira menyebutkan, ada sekira 20 kucing yang kini terdaftar sebagai anggota "Balaicatto". Ia kurang tahu jumlah pastinya.

"Itu 20 ekor belum dihitung sama pendatang baru," ujar Elvira.

Elvira mengatakan, kucing-kucing itu sebagian besar sudah disteril 

"Hampir semua sudah sih. Ada beberapa (yang belum steril). Nah besok niatnya mau ada steril lagi. Dua ekor," kata Elvira.

Selain disteril, kucing-kucing itu juga divaksinasi rutin, seperti vaksin rabies. Vaksinasi itu bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI.

"Rutinnya (vaksin) ada yang per tahun. Ada yang per tiga bulan juga. Nanti dibantu vaksin, steril, sampai pengobatan (Dinas KPKP)," tutur Elvira.

Sementara soal makanan kucing-kucing itu, Elvira mengaku, ia terkadang membeli sendiri.

"Kadang saya patungan dengan orang-orang yang lain, tapi seringnya saya sendiri saja. Kalau nungguin untuk patungan kayaknya takut dikira pungli ya," kata Elvira.

Terkadang, Elvira juga mendapat protes dari pegawai lain karena kucing-kucing buang air sembarangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kucing-kucing itu memiliki area tersendiri untuk buang air.

"Mereka (kucing-kucing) kan ada taman-taman nih, mereka masuk-masuk ke semak itu. Memang dari awal kami enggak pernah disediain," kata Elvira.

"Kalau disediain nantinya bau, malah enggak nyaman ke lainnya. Jadi nalurinya mereka saja," tutur Elvira.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/14/11271461/mengenal-kucing-kucing-di-balai-kota-dki-diberi-nama-gubernur-gubernur

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke