Salin Artikel

Kala Kemanusiaan Jadi Alasan Warga Bantu Eny dan Tiko...

Pasalnya, rumah mewah itu dibiarkan terbengkalai hingga temboknya ditumbuhi tanaman rambat dan semak belukar. 

Belakangan diketahui bahwa Tiko merawat sang ibu, Eny, yang diduga mengalami depresi seorang diri selama 12 tahun.

Kehidupan Eny dan Tiko yang tinggal di rumah mewah tanpa listrik dan air selama bertahun-tahun pun kini menjadi sorotan sejumlah pihak.

Pemerintah daerah akhirnya turun tangan membantu dua penghuni rumah terbengkalai itu.

Akan tetapi, bantuan tidak hanya datang dari Pemerintah Kota Jakarta Timur, tetapi juga warga setempat.

Salah seorang warga bernama Udin menjelaskan, bantuan yang kerap diberikan oleh warga setempat tidaklah datang baru-baru ini.

Mereka sudah membantu Eny dan Tiko sejak lama.

"Warga sini saling membantu (Eny dan Tiko) sebetulnya emang karena udah kenal sama keluarga," kata dia di Kompleks PLN di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (8/1/2023).

Menurut dia, bantuan disalurkan murni karena warga setempat sudah mengenal keluarga Eny dan Tiko sejak lama.

Bahkan, Udin pun yang tinggal beda RT dengan Eny dan Tiko sudah memerhatikan Tiko sejak kecil, bersama dengan warga lainnya.

"Sampai sekarang pun Tiko masih diawasi masyarakat sini. Dibantu jangan sampai terlunta-lunta," ucap Udin.

Masyarakat setempat pun masih membantu Eny dan Tiko saat ini karena Eny dikenal sebagai pribadi yang baik.

"Ibu Eny orangnya baik dan suka bergaul, (selain karena membantu karena) sudah pada kenal Tiko dari kecil, dan lihat perjuangan Tiko (membantu ibunya)," tutur dia.

Bahkan, Ina sudah mengenal keluarga tersebut ketika Eny masih bersama suaminya, dan Tiko masih balita.

"(Kenal sama Eny dan Tiko karena) Saya sudah lama di sini. Saya tahu Eny sama suaminya, dan Tiko di sini (masih) balita," ungkap Ina.

Dikenal supel dan suka berkumpul

Sebelumnya, dikatakan bahwa bantuan dari warga setempat datang karena mereka sudah kenal dengan Eny dan Tiko sejak lama.

Ada pula yang membantu, bahkan masih mengajak ngobrol Eny saat diduga telah mengalami depresi, karena mengenal Eny sebagai orang yang supel.

"Keseharian Ibu Eny dulu, (walau) kehidupannya bagus, tapi tetap bisa berinteraksi dengan warga, walau bisa dibilang orang kaya," kata Ketua RT 006/RW 02 Kelurahan Jatinegara Noves Haristedja, Jumat (6/1/2023).

Menurut Noves, Eny pun suka mengikuti kegiatan arisan warga dan berkumpul dengan ibu-ibu setempat.

"Pernah undang makan-makan. Bu Eny waktu ada selametan, (kita) diundang. Tiko ulang tahun ada juga (mengundang)," ucap dia.

"Interaksi sama lingkungan ada, terus juga bapaknya pernah jadi salah satu pengurus RT di sini," sambung Noves.

Salah satu tetangga Eny, Kartini (63), mengatakan hal yang serupa.

Eny adalah orang yang suka mengundang para tetangga untuk masuk ke dalam rumah.

"Dulu saya masih bisa masuk. Sudah kenal bertahun-tahun sejak dia di sini. Dulu baik banget orangnya. Siapa saja disuruh masuk buat makan," tuturnya, Jumat.

Eny pun dikayakan sering berkumpul dengan warga sekitar sebelum ditinggal pergi suaminya, sankondisinya mulai memburuk.

"Dulu masih sering kumpul. Tetangga suka diajak masuk. Makanya saya kaget (dengan kondisi saat ini)," sambung Kartini.

Oleh karena itu, para tetangga membolehkan Eny dan Tiko untuk meminta air untuk kehidupan sehari-hari, serta kayu untuk memasak di tungku.

Bentuk bantuan yang diberikan

Terkait bantuan oleh warga setempat, Ina mengatakan bahwa bantuan terbaru yang diberikan adalah pemasangan pompa air.

"Saat ini yang dibantuin dari pengurus masih pompa air saja," papar dia.

Terkait pemasangan pompa air, Udin mengungkapkan, proses pemasangan pompa air secara swadaya oleh warga setempat sudah dimulai sejak Sabtu (7/1/2023).

Namun, kegiatan pada Sabtu lebih difokuskan dalam pengeboran guna mencari titik air.

"(Proses pemasangan) dari kemarin. Ini lanjut. Dari kemarin sore," tutur Udin di Kompleks PLN di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Minggu.

Adapun proses pemasangan pompa sudah dimulai sejak Minggu pagi, dan diperkirakan akan berlangsung seharian penuh.

Udin mengatakan, hari ini warga setempat akan memfokuskan diri pada pemasangan pompa air jenis manual.

"Pemasangan (difokuskan) hari ini biar besok udah enggak ada kerjaan lagi," ucap dia.

Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin mengatakan, Eny memang sempat menolak bantuan dari warga.

"Masih menganggap masih punya tabungan. Jadi bantuan-bantuan yang dari tetangga itu seolah enggak perlu," jelas dia, Kamis (5/1/2023).

Meski ditolak oleh Eny, warga setempat tidak tinggal diam. Mereka tetap menyalurkan bantuan melalui anaknya, Tiko.

Slamet mengungkapkan, bantuan itu diterima Eny selama diberikan melalui Tiko karena merasa anaknya yang memberikan.

Sebab, Eny menolak siapa pun untuk memasuki rumah, kecuali area teras. Ada beragam upaya dalam membantu Eny dan Tiko, salah satunya mengaktifkan kembali KTP Eny.

"Karena KTP di KK belum elektronik, makanya dari Pak RT (katanya) identitas harus dihidupkan. Tiko sudah KTP elektronik. Pas sudah hidup, bantuan masuk," kata Slamet.

Upaya lain yang telah dilakukan adalah mempekerjakan Tiko sebagai petugas keamanan kompleks pada 2015.

Selanjutnya, Tiko juga mengambil paket C dan dikursuskan agar bisa mengendarai mobil.

"Pak RT bilang, gimana kewajiban kita. Makanya, dipekerjakan sebagai keamanan, dan dikursuskan bawa mobil. Tetangga kadang pakai tenaga dia. Sekarang lagi paket C, itu lingkungan yang bantu," papar Slamet.

Adapun beragam upaya tersebut dilakukan agar Tiko memiliki penghasilan untuk membiayai Eny.

Slamet kembali menegaskan bahwa tidak ada warga yang membiarkan Eny dan Tiko tidak tertolong.

"Selama ini yang bilang tetangga ada pembiaran, mohon maaf itu enggak benar. Memang dari 2013 aktif bantu. Makanya, saya kaget kok dipelintir karena enggak langsung kemari," ungkap Slamet.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/08/15241831/kala-kemanusiaan-jadi-alasan-warga-bantu-eny-dan-tiko

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke