Salin Artikel

Pengamat Lingkungan: Ini PR Bersama, Masyarakat Jangan Abai dengan Buang Sampah Sembarangan

TANGERANG, KOMPAS.com - Pengamat lingkungan Pahrul Roji dari Saba Alam Indonesia Hijau mengatakan edukasi persuasif menjadi hal penting mendukung penanganan masalah pembuangan sampah di tengah jalan kawasan Ciledug, Kota Tangerang.

Menurut pria yang akrab disapa Aroel ini, permasalahan membuang sampah sembarangan ini juga bertolak dari kesadaran masyarakatnya itu sendiri.

Sebab, permasalahan ini bukanlah perkara yang baru.

Meski sudah ada posko pengamanan yang dibuat secara berkala, tetapi masyarakat tetap membuang sampah di sana saat petugas penjaga pulang.

Dengan begitu, edukasi atau pemahaman masyarakat dianggap belum sampai untuk mengendalikan diri sendiri dan sadar betapa pentingnya untuk tidak membuang sampah sembarangan ini.

“Masyarakat harus diedukasi, Pemerintah Tangerang Selatan mengedukasi masyarakatnya, Pemerintah Kota Tangerang itu pun juga sama. Edukasi yang persuasif biar bisa menyentuh mereka,” ujar Aroel kepada Kompas.com, Selasa (10/1/2023).

Aroel menilai, selama ini edukasi tentang tidak membuang sampah sembarangan kepada masyarakat ini belum begitu optimal dan tidak menyentuh langsung ke mereka.

Saat ini tidak bisa lagi memberikan edukasi hanya melalui pamflet, figura, poster, atau iklan-iklan layar besar di jalanan saja mengenai larangan tidak membuang sampah sembarangan.

“Maksud saya edukasinya mungkin belum sampai, ataupun (pemerintah) belum melakukan hal itu. Edukasi harus dengan hati,” ujar dia.

Aroel menyarankan, edukasi persuasif ini bisa dilakukan dengan melibatkan lini masyarakat dari tingkat paling dekat dengan warga sekitar, yakni RT atau RW.

Dalam edukasinya nanti, masyarakat bukan difokuskan untuk dilarang membuang sampah sembarangan, tetapi lebih memberikan pembelajaran atau materi mengenai bagaimana mengolah sampah-sampah tersebut.

Mengelolah sampah organik menjadi kompos, membuang sampah anorganik ke bank sampah untuk ditabung dan kemudian dijadikan alat tukar suatu barang atau uang dan lain sebagainya.

“Nah ini PR kita bersama, masyarakat juga tidak abai dong. Maksudnya tidak membuang sampah sembarangan juga. Inikan persoalan bersama-sama, enggak hanya pemerintah tapi kita, sampah adalah tanggung jawab kita sendiri gitu,” tegas Aroel.

“Kalau pemerintah semuanya ada berapa sih ditotal, berapa jumlah pegawai pemerintah yang ngolahin sampah kan tidak mungkin juga beresin persoalan sampah,” tambah dia.

Pengkampanye Urban Berkeadilan Wahana Lingkungan Hidup Abdul Ghofar menambahkan, masyarakat juga memiliki tanggung jawab baik secara individual maupun kelompok.

Masyarakat berkewajiban untuk mengurangi sampah dari sumber, memilah sampah sesuai jenis dan mengumpulkan sampah ke tempat yang disediakan.

Selain itu, kata Ghofar, harus ada kewajiban pembayaran retribusi pengelolaan sampah yang bisa dibebankan ke masyarakat.

“Retribusi ini dapat membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas layanan dan penambahan sarana pengelolaan sampah,” kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/11/13413461/pengamat-lingkungan-ini-pr-bersama-masyarakat-jangan-abai-dengan-buang

Terkini Lainnya

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke