Salin Artikel

Usai Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Purhadi Tinggal di Kontrakan 3 Petak Bersama 5 Anaknya

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023) melahap sejumlah rumah yang berada di sekitarnya, salah satunya adalah Purhadi (55).

Rumah seluas lebih dari 100 meter persegi punya Purhadi itu ludes terbakar. Barang berharga seperti ijazah anak dan lainnya kini sudah menjadi abu.

"Makanya saya bilang ke anak, 'tinggal kalau sudah enggak sanggup, tinggal!'. Karena itu beracun (saat itu baunya sangat menyengat)," ungkap Purhadi saat ditemui Kompas.com di RT 003 RW 01, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara pada Senin (13/3/2023).

"Kan banyak yang meninggal, mereka sudah berangkat, tapi ingat ada yang tidak terbawa, 'wah ini belum diambil'. Nah, itu kejebak. Saya enggak mau anak saya begitu," kata Purhadi.

Menurut dia, nyawa lebih berharga dan melarikan diri dari kobaran api merupakan satu hal yang diutamakan.

Saat itu, Purhadi dengan anak-anaknya sempat terpisah. Ia hanya bisa berlari dan menjauh meski kaki sudah tidak sanggup lagi melangkah.

"Kalau awal-awalnya mah kabur, kabur saja masing-masing, selamatkan diri. Saya di jalanan, supaya menghilang baunya itu," tutur Purhadi.

Setelah kebakaran terjadi, Purhadi dan keluarga memilih tinggal di rumah kontrakan di RT 003.

Tetapi, bangunan tersebut dianggap sempit untuk menampung Purhadi dan lima anaknya.

Oleh karena itu, Purhadi mencari kontrakan lain yang masih di wilayah yang sama.

"Pertama di RT 003 juga, cuma kecil. Habis itu kemari. Ya ini kontrakan, yang tadi saya bilang," kata dia.

Menurut pantauan Kompas.com, rumah kontrakan yang kini dihuni oleh Purhadi hanya seluas sekitar 30 meter persegi.

Rumah kontrakan tersebut hanya ada satu kamar mandi, satu dapur, dan terbagi menjadi tiga petak.

Saat Kompas.com tiba, Purhadi dan kedua anaknya terlihat tengah bebenah. Pakaian mereka masih berserakan di lantai.

"Ya saya sih, apa saja saya terima kalau keadaan kayak begini. Lagi begini, cari-cari kan lama. Yang penting sudah ada, cukup, sementara ini," tutur Purhadi.

Sementara itu, Purhadi mengaku belum mendapatkan bantuan dari Pertamina berupa biaya rumah kontrakan selama tiga bulan ke depan.

Untuk biaya rumah kontrakan yang dihuninya saat ini, Purhadi mengaku membayarnya dengan uang pribadi senilai Rp 1,1 juta.

Meski belum mendapatkan bantuan, Purhadi sudah mengisi selembar formulir yang disebut untuk Pertamina itu.

"Sudah (isi formulir) kemarin. Saya juga sudah bayar (kontrakan). Kan duluan saya masuk (kontrakan) daripada isi data," ujar Purhadi.

Sebelumnya, Sekretaris RW 01 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Wahyudin (43) memaparkan bahwa selain mendapatkan bantuan mengontrak selama tiga bulan, korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di wilayahnya juga mendapatkan sembako, kompor, serta kasur di kontrakannya.

Hal itu demi membuat korban merasa lebih nyaman walaupun tinggal di kontrakan selama tiga bulan.

"Mereka kan juga dapat bantuan sembako ya, jadi mereka (korban) bingung 'Pak RW kita masak pakai apa', akhirnya kita siapkan kompor, tabung gas, kita siapkan matras atau kasurnya, jaket, baju, dan air bersih," ujarnya saat ditemui, Minggu (12/3/2023).

"Jadi mereka sudah bisa nyaman tinggal di kontrakan masing-masing," jelas dia.

Selain itu, korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di wilayahnya juga boleh mengambil jatah nasi boks setiap harinya, yang disalurkan melalui Dinas Sosial.

"Boleh, boleh, karena kita dari Dinas Sosial itu dikirim, pagi, siang, sore, sebanyak 200 boks makanan untuk para pengungsi," jelasnya.

Wahyu memaparkan, bantuan nasi boks tersebut bisa diambil korban yang mengontrak jauh dari lokasi.

Adapun, sejumlah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, telah meninggalkan posko pengungsian.

Mereka kini tinggal di rumah kontrakan sampai tiga bulan ke depan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/13/20085831/usai-kebakaran-depo-pertamina-plumpang-purhadi-tinggal-di-kontrakan-3

Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke