Salin Artikel

Kisah Bakar, Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa yang Terus Giat Bekerja pada Usia Senja

Menginjak usia 77 tahun, Bakar masih tetap setia menggeluti pekerjaannya meskipun ia sudah dilarang untuk bekerja oleh anak-anaknya.

Bakar mengatakan, dirinya tidak kerasan untuk menikmati masa tua di rumah dengan rutinitas yang ia anggap membosankan. 

"Sebenarnya anak sudah ngelarang untuk jadi ojek sampan, tapi enggak gak betah di rumah, tidur sama makan aja kerjaannya," kata Bakar saat ditemui di Pelabuhan Sunda Kelapa, Rabu (26/4/2023).

"Ya tubuh saya merasa masih kuat gitu rasanya (mau) usaha sendiri," tambah dia.

Bakar mengatakan, anaknya sudah memberikan biaya yang cukup untuk dirinya dan sang istri sehingga ia diminta untuk tidak lagi bekerja. Hanya saja, ia tidak mau membebani anak-anaknya.

Sebab, Bakar merasa anak-anaknya membutuhkan uang untuk biaya hidup keluarganya masing-masing.

Karena itu, Bakar tetap terus berlayar walaupun penghasilan yang ia dapatkan saat ini sudah tidak seramai dulu.

"Ya kan saya kalau pendapatan dari anak ya cukup memang, tetapi kasian juga. Apalagi anak saya sekarang sudah berkeluarga punya anak lagi, banyak keluar biaya," kata Bakar.

"Mending begini lah, biar sedikit dapat yang penting usaha," tutur dia.

Lebih lanjut Bakar mengatakan bahwa dirinya tidak menggeluti pekerjaan lain selain menjadi tukang ojek sampan.

Ia mengaku hanya bersabar dan bersyukur dengan apa yang didapatnya dari bekerja sebagai tukang ojek sampan.

"Saya enggak ada kerjaan lain soalnya hanya tukang sampan. Dapat gak dapat kita hanya bersyukur sedikit banyaknya rezeki," terang dia.

Meskipun mencintai profesi sebagai tukang ojek sampan, itu bukan berarti Bakar harus bekerja setiap hari.

Ia sempat pulang untung berziarah ke makam orangtua di kampung halamannya, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebelum memasuki bulan Ramadhan.

"Kemarin saya sebelum puasa libur, istirahat jadi tukang ojek sampan. Pulang ke bima, ziarah ke orang tua. Puasa hari keempat saya pulang ke Jakarta. Jadi lebaran ini enggak pulang lagi," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/27/18523261/kisah-bakar-tukang-ojek-sampan-di-pelabuhan-sunda-kelapa-yang-terus-giat

Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke