Salin Artikel

Pesan Perantau Veteran: Jangan Asal Merantau ke Jakarta, Harus Punya Keahlian dan Keluarga di Ibu Kota

Adapun Sudarsono sudah merantau selama 28 tahun di Jakarta. Ia berangkat dari Kediri, Jawa Timur pada 1995.

"Kalau enggak punya pengalaman kerja ya jangan merantau. Jakarta itu kejam," ucap dia saat ditemui usai mudik dari kampung halaman istrinya di Tegal, Jawa Tengah, di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Jumat (28/4/2023).

Menurut Sudarsono, hal yang harus disiapkan oleh calon perantau sebelum mengadu nasib di Jakarta ialah keahlian.

Ia tidak menyarankan para perantau asal berangkat begitu saja ke Jakarta jika tidak ingin hidup sengsara.

"Jakarta pendatangnya kan dari wilayah mana aja. Supaya tidak kalah saing, kalau bisa udah punya pengalaman kerja juga sebelumnya," imbau Sudarsono.

Ia melanjutkan, perantau yang tidak memiliki kemampuan apa pun hanya akan merasa kesulitan untuk bertahan di Jakarta.

Jika diterima bekerja pun, mereka hanya akan menyulitkan para rekan kerjanya.

"Kalau ke Jakarta belum ada pengalaman apa aja, cuma ngerecokin orang kerja saja. Saya pribadi terbuka dengan perantau asalkan mereka punya keahlian," ujar Sudarsono.

Punya keluarga atau teman

Selain memiliki keahlian atau pengalaman kerja, calon perantau setidaknya harus memiliki keluarga dan teman di Jakarta.

Hal ini untuk membantu mereka memiliki tempat tinggal sementara sebelum memiliki penghasilan sendiri.

"Kalau langsung ke Jakarta tanpa ada keluarga atau teman, mau tinggal di kolong jembatan? Ini untuk yang kalau enggak punya uang lebih," jelas Sudarsono.

"Kalau punya uang lebih, atau dia orang kaya di kampung, ya enggak apa-apa (tanpa keluarga atau teman) dia bisa cari tempat tinggal," imbuh dia.

Lebih lanjut, melalui bantuan keluarga atau teman di Jakarta, para perantau bisa mengenali Ibu Kota lebih dalam.

Tentunya, daerah tersebut sangat berbeda dengan daerah asal para perantau, salah satunya dari karakteristik warga setempat.

"Memang lebih baik punya keluarga atau teman di Jakarta, ini juga karena pendatang kan belum tau daerahnya seperti apa," ucap Sudarsono.

Nekat merantau bersama teman

Dahulu, Sudarsono tidak memiliki kemampuan apa pun. Ia nekat berangkat dari Kediri menuju Jakarta bersama teman seperjuangannya pada 1995.

Pada saat itu, hanya temannya saja yang sudah mempersiapkan diri.

Walhasil, ia bisa membuka warung tenda dan menjual nasi uduk di kawasan Jakarta Pusat.

"Saya dulu hanya bantuin aja, namanya masih nganggur belum dapat kerja. Bayarannya sesuap nasi dan tempat untuk tidur," ungkap Sudarsono.

Dari pengalamannya membantu teman berdagang nasi uduk, Sudarsono berhasil mendapat pekerjaan sebagai pelayan di sebuah restoran selama enam bulan.

Gajinya berkisar Rp 700.000-Rp 800.000 per bulan, yang mana menurut Sudarsono nominal itu termasuk besar pada tahun 1995.

Lantaran ingin mencari gaji yang lebih besar demi bisa hidup di Jakarta, Sudarsono kerap berganti-ganti pekerjaan.

Akhirnya, pada 2007, ia bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Hingga kini, ia masih bertahan di sana dengan gaji Rp 5 juta per bulan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/30/12011881/pesan-perantau-veteran-jangan-asal-merantau-ke-jakarta-harus-punya

Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke