JAKARTA, KOMPAS.com - Korban penganiayaan Mario Dandy Satrio (20), D (17), kembali menginjakkan kakinya di sekolah usai dirawat selama dua bulan di rumah sakit (RS).
D diketahui pergi ke sekolah pada Rabu (3/5/2023) dan menghabiskan banyak waktu di sana.
Kuasa hukum D, Mellisa Anggraini menyebut, kepergian sang klien ke sekolah untuk membantu meningkatkan psikis dan kognitifnya.
"Berdasarkan hasil konsultasi bersama dr. Yeremia Tatang, Sp.S, beliau menyarankan agar ananda D kembali ke sekolah untuk membantu psikis dan kognitifnya, terutama yang berhubungan dengan tingkat emosi dan daya ingat," ujar Mellisa saat dikonfirmasi, Kamis (4/5/2023).
Dalam beberapa hal, ingatan D memang tidak utuh. Ada memori yang belum pulih.
Selain itu, D acap kali menemui kesulitan untuk membedakan antara sesuatu yang nyata dan imajinasi.
Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang natural diharapkan dapat memulihkan memori ingatannya secara perlahan.
"Selama di sekolah, ananda D tidak dipaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).Dia hanya hadir untuk merasakan sensasi di sekolah seperti apa," tutur Mellisa.
Selama lebih dari tujuh jam di sekolah, Mellisa mengaku respons D cukup baik. Ia tampak senang karena bisa kembali ke tempat dia mengenyam pendidikan sebelum dinyatakan koma.
Seluruh guru dan teman-temannya bahkan memberikan dukungan nyata untuk D dalam proses pemulihan kondisinya.
"Dia di sekolah mulai pukul 07.00-14.30 WIB. Alhamdulillah teman-teman dan guru semua support D. Mereka memahami kegiatan D adalah bagian terapi dari assesment kognitif dan psikisnya," tutup Mellisa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/04/11531651/korban-penganiayaan-mario-dandy-kembali-ke-sekolah-kuasa-hukum-untuk