JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang rumah duka almarhum politikus senior Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, dibanjiri para pelayat, banyak dibaca pada Kamis (4/5/2023).
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, para pelayat dari berbagai kalangan mendatangi rumah duka di Jalan SD Lama, Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Kemudian, berita soal warga DKI Jakarta yang terancam nomor induk kependudukannya (NIK) dinonaktifkan juga banyak dibaca.
Pasalnya, Banyak warga DKI Jakarta yang memilih merantau dari Ibu Kota untuk mencari pekerjaan di kota lain.
Berita soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan milik suami seorang pedagang kaki lima (PKL) tidak bisa cair juga jadi menarik perhatian pembaca.
Padahal, kata Yulyanti, suaminya itu sudah bekerja selama 7 tahun sebagai petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Berikut paparannya:
1. Rumah duka M Taufik dibanjiri pelayat
Rumah duka almarhum politikus senior Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, di kawasan Pondok Ranggon, Jakarta Timur, terus dibanjiri para pelayat, Kamis (4/5/2023).
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, para pelayat dari berbagai kalangan mendatangi rumah duka di Jalan SD Lama, Pondok Ranggon.
Tak hanya itu, para politisi yang turut melayat, di antaranya Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Syarif hingga Anas Urbaningrum. Baca selengkapnya di sini.
2. Warga DKI yang merantau berkeberatan NIK-nya dinonaktifkan
Banyak warga DKI Jakarta yang memilih merantau dari Ibu Kota untuk mencari pekerjaan di kota lain.
Akibatnya, mereka pun berpotensi dapat kehilangan domisili dikarenakan KTP-nya akan dinonaktifkan.
Salah satunya, Luth Xavier (25). Ia saat ini sedang berada di Ambon, Maluku, karena urusan pekerjaan. Baca selengkapnya di sini.
3. Suami kecelakaan lalu dipecat, BPJS Ketenagakerjaannya tak bisa cair
Seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) bernama Yulyanti (43) mengungkapkan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan milik suaminya, S (48), tidak bisa cair.
Padahal, kata Yulyanti, S sudah bekerja selama 7 tahun sebagai petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Hal ini diketahui Yulyanti dan suami saat mencoba mencairkan BPJS Ketenagakerjaan untuk keperluan berobat. Sebab, S mengalami kecelakaan pada September 2021 dan harus memasang pen pada kakinya. Baca selengkapnya di sini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/05/05492271/populer-jabodetabek-rumah-duka-m-taufik-dibanjiri-pelayat-warga-dki-yang