Dia mengeklaim bahwa tawuran baru terjadi di Jalan Bekasi Timur IV pada 2020 awal.
"Sebelumnya damai sebenarnya, yang terlibat saling kenal," kata dia di Asrama Leoni Blok C, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (9/6/2023).
"Mungkin melihat ada yang tawuran di tempat lain, jadi remaja semacam kayak buat gaya-gayaan dan keren ikutan tawuran," ujar dia.
Muhammad mengatakan, kemungkinan para remaja terlibat tawuran juga karena kurangnya aktivitas di sekolah saat Covid-19.
Saat itu, kegiatan sekolah masih dilakukan dari rumah. Para remaja memiliki banyak waktu luang dan kemudahan untuk mengakses internet.
"Dari situ mungkin. Karena banyak waktu luang, akses internet semakin gampang, dan mungkin karena kurang pengawasan dari orangtua, jadi bisa lakukan hal-hal negatif seperti tawuran," ujar Muhammad.
Ia mengungkapkan, warga sudah berusaha menghentikan aksi tawuran, salah satunya dengan memperketat pengawasan terhadap anak-anak.
Namun, Muhammad tidak mengelak bahwa anak-anak masih saja tawuran tanpa diketahui orangtua.
"Di sini banyak warga yang sudah tua dan penyakitan, di sana (RW 07) juga begitu. Kami semua enggak ada yang suka tawuran," ujar Muhammad.
"Anak-anak sekarang enggak mikir ke situ. Mikir tetangga yang sudah tua, mikirin orangtuanya. Karena mungkin, mereka bisa ikut tawuran karena faktor dalam rumah yang kurang tegas bimbingannya dan pantauannya," kata dia.
Sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong.
Mayong sebenarnya merupakan nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.
Namun, tawuran sering terjadi di jalanan itu antara warga Gang Mayong dari RW 07 dan warga dari RW 08. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.
Tawuran besar terbaru terjadi pada 20-21 Mei lalu. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.
Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.
Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.
Atas peristiwa itu, polisi meringkus total tujuh orang yang terlibat penganiayaan dan perusakan kendaraan.
Rupanya ada pelaku yang bukan berdomisili di daerah itu, melainkan di Matraman dan Kampung Makassar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/11/21291151/ketua-rt-sebelum-ada-tawuran-gang-mayong-damai-karena-saling-kenal