JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang terdakwa kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas terhadap D terus bergulir.
Beragam fakta terus muncul ke publik seiring dengan saksi-saksi yang memberikan keterangan.
Dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023), fakta soal sifat Mario yang temperamental dan meledak-ledak, terungkap.
Anastasia Pretya Amanda (19) merupakan salah satu saksi yang dihadirkan di sidang tersebut.
Mantan kekasih Mario itu ditanya oleh jaksa penuntut umum (JPU) mengenai sifat terdakwa.
"Sepengetahuan saudara, Mario ini orangnya selama saudara dekat, menjalin hubungan, dia ini temperamen atau orangnya lembut, kalem, seperti apa sih, wataknya?" tanya JPU kepada Amanda saat sidang, Selasa.
"Temperamen," jawab Amanda singkat.
JPU kemudian kembali menanyakan soal sifat Mario yang disebut temperamen tersebut. Ia bertanya apakah Mario punya sisi lembut ketika berbicara atau memang menyikapi semua permasalahan dengan emosi yang meledak-meledak.
"Kalau misalnya ada sesuatu yang membuat dia tersinggung, apakah dia langsung meluapkan kemarahannya, atau dia bisa berkata lemah lembut, enggak harus meledak-ledak?" tanya JPU lagi.
"Langsung meledak-ledak," kata Amanda.
Shane Lukas blak-blakan soal free kick Mario
Tak hanya Amanda, terdakwa Shane Lukas juga ikut memberikan kesaksian soal aksi "free kick" Mario saat menganiaya D.
Hal itu dilakukan Shane saat ia ditanya oleh Hakim Ketua Alimin Ribut Sujono.
Alimin bertanya bagaimana cara terdakwa Mario menendang korban anak D.
"Nendangnya itu sambil lari?" tanya Alimin kepada Shane di ruang sidang.
"Iya, jadi izin mempraktikkan, Yang Mulia," jawab Shane.
Shane lalu bangkit dari kursi pesakitan dan langsung mempraktikkan tendangan yang Mario lakukan.
Saat itu, Shane mengayunkan kaki kanannya, mencontohkan aksi penganiayaan yang dilakukan Mario.
"Pada saat itu dia nendang seperti ini, Yang Mulia," ujar Shane sambil mempratikkan tendangan Mario.
Alimin kembali bertanya bagaimana posisi korban dan bagian tubuh apa yang saat itu ditendang oleh Mario.
"Di jalan, Yang Mulia, (yang ditendang) di kepala, Yang Mulia," jelas Shane singkat.
Mario gelap mata, mengaku sama sekali tak kasihan melihat korban D
Di persidangan itu, Mario juga memberi kesaksian soal apa yang dirasakannya saat menganiaya D.
Hal itu disampaikan Mario kepada Hakim Anggota Tumpanuli Marbun.
Hakim anggota mulanya menanyakan alasan Mario terus memukuli D, padahal D sudah tersungkur di tanah dan tak berdaya.
Mario lalu menjawab, dia sedang emosi dan marah.
"Niat saudara untuk apa? Untuk supaya (korban) mati?" tanya Tumpanuli kepada Mario.
"Karena di situ saya emosi, saya enggak lihat kondisinya bagaimana," jawab Mario.
"Lho, saudara kan yang melakukan, tahu tho kondisinya, sudah dalam keadaan capek dia push up, keadaan capek dia sikap tobat," tanya Tumpanuli lagi ke Mario.
Mario lalu mencoba untuk memotong omongan hakim. Belum selesai Mario menjawab, tiba-tiba Tumpanuli membentak terdakwa.
"Pada saat itu saya..." ucap Mario.
"Iya, saudara diam dulu. Saudara tendang lagi dalam keadaan terkapar? Itu masih saudara tetap pengin untuk memukulinya? Karena saudara masih emosi?" tanya Tumpanuli dengan nada tinggi.
Mario lalu membenarkan bahwa dia emosi sehingga terus memukuli korban, meski korban sudah dalam keadaan terkapar.
Tumpauli menggali lebih dalam lagi soal aksi terdakwa Mario. Ia bertanya soal niat dibalik aksi penganiayaan tersebut.
Pertanyaan itu timbul karena niat awal Mario ingin klarifikasi tentang dugaan pelecehan yang dilakukan oleh anak D kepada AG.
"Terus niat saudara apa? Sudah pun keadaan tidak berdaya lagi, keadaan terkapar, berlumuran darah, kalau betul-betul niatmu dari awal untuk klarifikasi, seharusnya pemukulan itu tidak terjadi," imbuh Tumpauli.
Mario menjawab, saat momen penganiayaan itu, ia tidak memperhatikan lagi kondisi korban. Ia hanya melihat korban terkapar di aspal dan tak bergerak sama sekali.
Terdakwa Mario lalu membeberkan alasan dibalik penganiayaan kepada D.
"Pada saat saya menganiaya, saya tidak memperhatikan kondisinya seperti apa. Saya cuma tahu dia sudah di bawah. Karena dia tidak ada perlawanan, dia tidak ada ampun, dia cuma diem. Saya enggak ada rasa kasihan sama dia saat itu. Saya sudah gelap mata saat itu," ungkap Mario
"Nah, apa yang membuat saya sampai seperti itu? Karena pada saat saya ngobrol itu, dia bilang dia tuh enggak tahu kalau saya sudah pacaran sama pacar saya (anak AG) pada saat itu. Menurut saya, enggak logis itu," sambung dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/05/07362451/terkuaknya-sifat-asli-mario-dandy-yang-temperamental-dan-tak-kasihan-saat