Salin Artikel

Penipu “Tinder Swindler Indonesia” Tak Segan Incar Wanita Berpendidikan, Korban: Yang Penting "Bucin"

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penipuan "Tinder Swindler" versi Indonesia diduga mengincar wanita yang memiliki latar pendidikan yang baik dan kondisi ekonomi yang mapan.

Para pelaku mencari korban melalui aplikasi kencan.

"Jadi memang kami di sini itu bukan wanita bodoh. Kami sebenarnya wanita pintar," ucap korban berinisial TY kepada Kompas.com, pertengahan Juli lalu.

Menurut TY, kesamaan kondisi para korban yang diincar pelaku ini adalah orang yang dianggap sebagai budak cinta (bucin), membutuhkan kasih sayang, dan sedang bermasalah dengan pasangan.

"Setelah kami cocokkan, (para korban) punya profilnya sama. Entah baru bercerai, sudah janda, atau sedang depresi," kata dia.

Kondisi wanita yang butuh sandaran itu kemudian dimanfaat para pelaku.

Meski menggunakan nama berbeda-beda, profil pelaku nyaris seragam, yaitu sedang mencari hubungan serius.

"Sementara kami-kami (korban) ini kepentok sama status itu. Bahwa kita semua memang mencari sosok yang serius, terbawa situasi," kata TY.

Pelaku dinilai cukup lihai menggaet para wanita itu.

Para korban yakin pada ucapan pelaku lantaran seolah ada persamaan nasib di antara keduanya, sama-sama ingin serius.

"Soalnya, kami kalau bukan (berkumpul) sama orang yang serius, enggak akan match. Soalnya dia selalu bilang mau nikahi kami dan terima kami apa adanya," ujar TY.

Meskipun pelaku memiliki nama yang berbeda pada korban-korban lain, kata TY, pelaku memiliki modus yang sama.

"Ada yang bilang ditinggal nikah sama istri. Sudah duda karena cerai. Ada yang bilang masih single. Terus (ada yang) mengaku hidup sendiri juga," tutur TY.

Jika korban sudah termakan bujuk rayu, pelaku akan memperdaya korban dengan ajakan bisnis jual beli daring lewat toko di website dagang online fiktif.

Setidaknya, sudah ada 27 orang yang terjaring sebagai korban dan terkumpul di dalam sebuah grup.

Mereka juga sudah melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya, Rabu (19/7/2023).
Laporan polisi teregister dengan nomor LP/B/4163/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Namun, bagi TY, peristiwa yang dialaminya ini jauh lebih penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama para wanita yang hendak membangun hubungan melalui dating apps agar tidak ada korban lagi di kemudian hari.

Modus operandi

Berdasarkan keterangan para korban, pertemuan dengan pelaku seluruhnya melalui dating apps.

Pelaku berupaya meraih kepercayaan dari korban terlebih dahulu dengan berbagai cara.

Setelah berhasil membangun kepercayaan, pelaku menyinggung bisnis jual beli daring yang disebutnya sebagai salah satu sumber kekayaannya selama ini, yakni berjualan barang secara daring melalui sebuah website.

Korban pertama-tama diminta membuat akun di website itu. Artinya, korban mendaftarkan diri menjadi merchant di sana.

Meski berstatus merchant, korban diminta membeli barang di dalam website itu.Semisal meja, kursi, lampu hias, dan sebagainya. Belanja dilakukan menggunakan sebuah aplikasi uang digital.

Sekilas, mekanisme kerjanya seperti dropshipper di mana pemilik toko tidak mesti berurusan dengan barang dan pengemasan.

Pemilik toko hanya membeli barang di daftar yang disediakan, lalu menjualnya kembali.

Pelaku menjanjikan keuntungan 10 persen setiap barang laku terjual.

Setelah korban top up uang dalam kurs Dollar AS, muncul notifikasi pemesanan barang.

Artinya, dana yang sudah di-top up korban terpotong sesuai dengan nilai barang.

Mekanisme itu terus menerus terjadi sehingga memaksa korban untuk terus melakukan top up.

Seolah-olah tokonya laris manis, padahal semua aktivitas perdagangan di website itu adalah bikinan pelaku.

Korban tidak sempat mencicipi keuntungan. Tanpa disadari, modal yang digelontorkan sudah banyak dan pada momen inilah biasanya para korban baru menyadari bahwa mereka telah tertipu.

(Catatan redaksi: Apabila Anda merupakan korban penipuan seperti artikel di atas dan ingin berbagi kisah, silakan hubungi tim Megapolitan di sejumlah akun media sosial Kompas.com, yakni Twitter, Instagram, TikTok, atau Telegram.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/23/13052901/penipu-tinder-swindler-indonesia-tak-segan-incar-wanita-berpendidikan

Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke