Adapun tawuran terjadi di Jalan Raya Bogor, sekitar Gor Ciracas.
"Banyak motor pada mutar di kompleks. Mereka keluar dulu ke jalan raya, jalan ke arah Kramatjati, (lalu) mutar di jembatan buat masuk lagi ke kompleks. Baru mereka langsung nyerang," kata seorang pedagang, Hamdi (54), di lokasi, Rabu (30/8/2023).
Ia tidak mengetahui pasti berapa jumlah motor yang dikendarai para pelaku tawuran.
Namun, kata dia, kira-kira 50 orang datang secara berboncengan dua maupun tiga.
Saat itu Hamdi sedang duduk menjaga dagangannya. Tiba-tiba, sekelompok pengendara motor keluar dari arah Komplek Bengrah, Cijantung.
Mereka melintas di Jalan Raya Bogor arah Kramatjati kemudian masuk ke kompleks melalui jembatan yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka keluar.
"Pas mutar keluar dari kompleks untuk pertama kali, mereka ngelihat ke arah sini (gang samping Gor Ciracas)," jelas Hamdi.
"Pas mutar saya belum lihat ada yang bawa sajam (senjata tajam). Pas mau ke sini setelah mutar, baru ada yang lari-lari bawa sajam. Motornya enggak tahu ke mana," imbuh dia.
Pedagang bernama Pardi (65) melanjutkan, di antara pelaku tawuran yang berhamburan dari arah Komplek Bengrah, ada yang masih berseragam SMA.
"Ada yang masih berseragam, ada yang enggak pakai juga, campur. Pokoknya kemarin ada yang lari-lari dan jalan kaki, tapi pada bawa sajam," kata dia di lokasi, Rabu.
Pecah menjelang maghrib
Pada Selasa, tawuran terjadi sekitar pukul 17.30 WIB antara dua kelompok remaja. Salah satu kelompok berlarian sambil membawa sajam berupa celurit.
Menurut Hamdi, ada kemungkinan sajam telah dimodifikasi lantaran ukurannya lebih panjang daripada celurit yang ia ketahui.
Sementara itu, Pardi melihat beberapa pelajar membawa sajam jenis parang.
Ketika kelompok yang membawa parang keluar dari arah Komplek Bengrah, kelompok lainnya keluar dari gang sebelah kiri Gor Ciracas.
Para pelaku yang membawa sajam langsung berhamburan ke jalanan dan berlari ke arah gang tersebut.
"Dari sini (gang sebelah Gor Ciracas) anak-anaknya pada keluar bawa bambu," ungkap Hamdi.
Para remaja dari jalanan di seberang Gor Ciracas langsung mengejar anak-anak tersebut.
Saat berada di ujung gang, kata Pardi, terjadi aksi pelemparan petasan. Namun, ia tidak mengetahui pasti pihak mana yang melemparnya.
"Enggak tahu mereka saling kejar sampai mana, kemarin pas polisi pada ke sini mereka sudah pada bubar," ungkap Pardi.
Terkait identitas para pelaku tawuran, Hamdi dan Pardi tidak mengetahuinya.
Para remaja yang membawa sajam memang keluar dari arah Komplek Bengrah, sementara yang membawa bambu keluar dari gang samping Gor Ciracas.
Namun, keduanya tidak tahu apakah anak-anak itu memang warga dari dua tempat itu atau bukan.
"Selama ini kalau ada tawuran di sini, enggak ada yang tahu bocah-bocahnya dari mana. Tapi datangnya selalu dari seberang (arah Komplek Bengrah). Cuma enggak tahu mereka anak mana, tinggal di sana atau enggak," ucap Pardi.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang menampilkan aksi tawuran antara dua kelompok remaja di Jalan Raya Bogor, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa sore.
Dalam video itu, kelompok yang datang dari arah Komplek Bengrah berlarian sambil membawa sajam ke arah gang samping Gor Ciracas.
Ledakan petasan tampak ketika mereka menyeberangi Jalan Raya Bogor menuju gang itu.
Mereka tampak fokus mengejar kelompok lawan sampai tidak menghiraukan para pengendara motor dan mobil yang melintas.
Dalam video yang viral di media sosial itu, dinarasikan bahwa tawuran dilakukan oleh anak-anak STM.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/30/18223951/tawuran-di-pasar-rebo-pelaku-keliling-kompleks-sebelum-serang-lawan