Sejak November 2022, Minawati mengatakan bahwa warga Kampung Bayam yang bertahan di tenda terpaksa membeli air bersih.
Kendati demikian, terkadang ada saja orang baik kepada warga Kampung Bayam yang memberikan cuma-cuma.
“Iya, beli. Kalau misalnya pagi kayak begini, suka ada yang berbaik hati, suka kasih, nyalur pakai selang. Kalau sudah malam, nanti dimatikan. Tapi kan enggak setiap hari,” ucap Minawati kepada Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Dia menjelaskan lebih rinci mengenai cara warga Kampung Bayam mendapatkan air. Katanya, ada sebuah lubang dari pipa yang mengeluarkan air bersih yang lokasinya tidak jauh dari tenda.
“Itu kan ada air PAM, bocoran air PAM, di sela-sela itu ada bocoran air PAM. Jadi, kita nyelang, masukin selang,” tutur Minawati.
“Ya kita dari situ saja. Ya itu kan enggak setiap hari mengalir kencang. Kadang-kadang pas kencang, kita tampung. Nah, anak-anak pada mandi,” lanjutnya.
Minawati berujar, air bersih dari bocoran pipa tersebut digunakan warga Kampung Bayam untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK), sedangkan air bersih yang dibeli untuk makan dan minum.
Belakangan, Lurah Papanggo Tomi Haryono meminta warga Kampung Bayam untuk membongkar tenda secara mandiri karena akan dibangun trotoar.
Ia tidak menampik bahwa pembangunan trotoar juga berkait dengan berlangsung Piala Dunia U-17 pada November 2023 mendatang, mengingat JIS merupakan salah satu lokasi pertandingan.
Dalam surat imbauan kepada warga Kampung Bayam, Tomi memperingati, jika mereka tidak mengindahkan pembongkaran mandiri, maka akan dilakukan penertiban secara terpadu oleh aparat terkait.
Masih di dalam surat tersebut, Tomi mengingatkan bahwa segala risiko hingga kerugian dari penertiban tenda apabila jika tidak diindahkan akan menjadi tanggung jawab warga Kampung Bayam.
Sebagai informasi, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Warga sudah tinggal di tenda sejak November 2022. Mereka mengaku tidak sanggup membayar kontrakan dan menolak untuk pindah ke Rusunawa Nagrak.
Warga Kampung Bayam sejatinya merupakan penghuni Kampung Susun Bayam (KSB). Namun, KSB masih belum bisa dihuni hingga saat ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/21/11393971/tinggal-di-tenda-hampir-setahun-bagaimana-warga-kampung-bayam-dapatkan