Namun meskipun sadar risikonya, pengendara tetap nekat menerobos lampu merah atau putar balik di tempat yang tidak semestinya.
"Ya biar cepat saja sih makanya melanggar, celaka ya jelas takut sih, cuma kan sebelum melanggar kalau saya lihat-lihat situasi juga," ujar Umar (28) karyawan swasta asal Rawalumbu, kepada Kompas.com, Rabu (15/11/2023).
Umar menuturkan, apabila kondisi jalan ramai terutama pada jam sibuk, ia tidak berani melanggar aturan karena takut celaka.
"Kalau lalu lintasnya lagi ramai, enggak berani," ucapnya.
Hal senada juga diucapkan Andreas (29). Pengendara asal Tambun itu juga sadar bahwa perilakunya membahayakan.
"Memang kalau dipikirin (melanggar lalu lintas) enggak tertib dan membahayakan. Satu sisi juga takut kenapa-kenapa tapi ya mau bagaimana lagi," imbuh dia.
Andreas mengaku terpaksa menggunakan ponsel saat berkendara karena tidak mengetahui jalan.
"Kalau enggak tahu jalan pas mau pergi ke suatu tempat, ya terpaksa kan (bermain ponsel)," ujarnya.
Kekhawatiran juga dirasakan Uci (30) yang biasanya melanggar aturan lalu lintas lawan arus karena jarak lokasi putar balik yang jauh.
"Kalau dibilang takut celaka sih iya, takut kecelakaan juga iya, tapi sebisa mungkin tetap hati-hati, jangan maksa langgar juga," kata Uci.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/15/18534961/tahu-risiko-kecelakaan-pengendara-di-bekasi-tetap-nekat-langgar-aturan