Salin Artikel

Pelanggar Lalu Lintas di Jakarta Timur: Saya Tidak Takut Celaka karena Naik Motornya Pelan...

Warga Ciracas, Jakarta Timur bernama Adi (40) mengatakan, dia berkendara secara perlahan ketika tidak menggunakan helm.

"(saya) Enggak takut celaka sih, karena kan naik motornya pelan dan di pinggir jalan (tepi kiri jalan)," ujar Adi kepada Kompas.com, Rabu (15/11/2023).

Adi mengaku hanya berani tidak menggunakan helm saat melintas di jalan perumahan, seperti Jalan Lapangan Tembak Cibubur.

Menurutnya, selama tujuannya hanya berjarak maksimal 20 meter dari rumahnya, ia tidak perlu memakai helm.

Selain karena titik yang dituju dekat, Adi juga sudah memahami medan yang dilalui karena ia lahir dan besar di sekitar Jalan Lapangan Tembak.

"Walau enggak pakai helm ya tetap waspada. Selain itu juga kan saya sudah tahu medannya, sudah hafal biasanya secepat apa kendaraan yang melintas di sekitar rumah saya," tutur Adi.

Sementara itu, Ardi (34) yang merupakan warga Depok mengatakan, ia tidak takut kecelakaan karena melihat situasi saat melanggar aturan lalu lintas.

Bukan hanya tidak menggunakan helm, Ardi juga beberapa kali menerobos lampu merah dan melintas di jalur Transjakarta.

"Makanya kan dilihat dulu kondisinya. Kayak lampu merah, kalau bisa diterobos ya terobos," ujar Ardi, Rabu.

Sebagai contoh, jika pengemudi dari arah lampu hijau ramai, Ardi tidak akan menerobos. Beda halnya jika pengemudi dari arah tersebut sepi, Ardi akan langsung menerobos.

"Walau nerobos, ya tetap jaga keselamatan. Keselamatan itu nomor satu. Kalau enggak pakai helm, saya cuma di jalan raya perumahan dan jarak dekat. Jadi enggak takut kecelakaan," kata dia.

Pelanggar lainnya yang tidak khawatir kecelakaan adalah Kenny (27), perantau asal Padang, Sumatera Barat, yang sudah merantau di Ibu Kota sejak tahun 2020.

Jenis pelanggaran yang sering Kenny lakukan yaitu tidak memakai helm, menerobos lampu merah, melintas di jalur Transjakarta, dan melawan arah.

Untuk Kenny sendiri, alasannya tetap nekat melanggar lalin bukan hanya karena ia juga melanggar dengan hati-hati.

"Kalau jatuh ya jatuh, celaka ya celaka. Sudah hati-hati saja kadang masih celaka juga," ucap Kenny, Rabu.

Menurut Kenny, faktor seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas bukan hanya karena melanggar aturan. Pengendara lain yang tidak berkendara dengan hati-hati, juga bisa menyebabkan kecelakaan.

"Bisa saja sudah taat aturan lalu lintas, tapi kecelakaan karena ditabrak atau diseruduk kendaraan lain dari belakang. Enggak ada bedanya, mau ngelanggar aturan atau enggak, namanya juga takdir," pungkas Kenny.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/17/10151111/pelanggar-lalu-lintas-di-jakarta-timur-saya-tidak-takut-celaka-karena

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke