Salin Artikel

Polisi Berkuda dari Detasemen Turangga Bantu Amankan CFD

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok polisi menunggangi kuda di kawasan Bundaran HI, tepatnya di depan Pos Polisi Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/3/2024) pagi.

Mereka bercakap-cakap sembari mengarahkan kuda agar berbaris dengan tertib di tepi jalan.

Meski cuaca sedang mendung dan gerimis, empat anggota polisi yang sedang menunggangi kuda tetap siaga memantau kondisi car free day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang sedang berlangsung.

Mata mereka menyapu pandangan guna memastikan tidak ada warga dalam keadaan bahaya saat beraktivitas.

Sementara kuda-kuda mereka berdiri tegap sambil sesekali mengibaskan ekornya. Tidak ada banyak pergerakan, bahkan ketika dihampiri oleh warga yang ingin berfoto, mereka tetap berdiri dengan anggun. 

Bagi yang kurang familiar, anggota polisi berkuda ini merupakan bagian dari Detasemen Turangga Mabes Polri.

Pada CFD di hari pertama bulan puasa ini, mereka bertugas di bawah pimpinan AKP Kukuh Subagyo.

"Setiap hari Minggu, kami melakukan pengamanan di dua titik. Titik pertama di Bundaran HI, titik kedua di Monas," jelas dia kepada Kompas.com di lokasi, Minggu.

Detasemen Turangga Mabes Polri sendiri memiliki 18 ekor kuda. Hari ini, delapan kuda diturunkan ke lapangan untuk keperluan patroli dan pengamanan kegiatan CFD.

Masing-masing titik dijaga oleh empat kuda. Dengan kata lain, delapan kuda diturunkan untuk pengamanan pada Minggu pagi. 

Sementara sisanya, yakni 10 ekor kuda, berjaga di Mako Korsabhara Polri Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok.

"Kuda yang kami pakai karakteristiknya sudah sangat familiar dengan orang-orang. Memungkinkan untuk warga yang mungkin ingin foto-foto, atau anak-anak ingin menunggang, itu dipersilakan," kata Kukuh. 

Setiap bertugas, delapan kuda itu ditunggangi oleh anggota polisi yang disebut dengan Aswada, serta didampingi sejumlah polisi yang berjalan kaki.

Kukuh mengatakan, warga bisa dengan bebas berfoto dengan Detasemen Turangga Mabes Polri.

Hanya saja, mereka tidak boleh berdiri terlalu dekat dengan kuda, apalagi sedikit di belakang kuda. 

"Dilarang untuk mendekat ke belakang kuda karena mereka bakal menendang. Kalau ingin foto, silakan. Akan didampingi polisi pendamping. Tapi, jarak amannya sekitar satu meter dari kuda," terang dia.

Untuk anak kecil berusia di bawah tujuh tahun, mereka boleh menunggangi kuda bersama Aswada.

Namun, dalam artian menunggangi kuda hanya untuk berfoto dan bukan untuk jalan-jalan keliling Bundaran HI.

Sementara orang dewasa dilarang menunggangi kuda lantaran hewan-hewan tersebut hanya familiar dengan para Aswada selaku pawang mereka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/17/12251531/polisi-berkuda-dari-detasemen-turangga-bantu-amankan-cfd

Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke