BEKASI, KOMPAS.com - Anak-anak usia remaja saat ini belum lepas dari kebiasaan buruk bertawuran. Bahkan mereka tak takut menggunakan senjata tajam dalam aksinya.
Alhasil, tak jarang pula bentrok dua kelompok remaja ini berujung maut. Nyawa mereka melayang sia-sia di usianya yang masih belia.
Mirisnya, tawuran ini kerap kali semakin intens setiap memasuki bulan suci Ramadhan. Motif mereka terlibat tawuran pun beragam, bahkan terkadang nyeleneh.
Mengisi waktu sahur
Dua kelompok remaja terlibat perang sarung di kolong tol Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (15/3/2024) dini hari. Tawuran itu menewaskan remaja berinisial AA (17).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cikarang Barat Komisaris Gurnald Patiran berujar, aksi ini berawal dari ajakan korban AA (17) kepada pelaku N (17) melalui pesan teks aplikasi WhatsApp.
Keduanya diketahui tak saling kenal. Gurnald menuturkan, korban mengajak N untuk melakukan perang sarung sembari menungguu waktu sahur.
"Korban chat, 'Lu anak mana, gue anak sini. Ayo perang sarung untuk ngisi waktu'. Nah katanya untuk ngisi waktu menjelang sahur," tuturnya.
Keduanya lalu menyepakati lokasi di kolong tol Cibitung tepatnya di Jalan Arteri Tol Cibitung, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Kelompok AA dan kelompok N pun tergabung dalam perang sarung itu. Salah satu anggota kelompok N, MAA membawa kunci T.
Alat itulah yang digunakan MAA untuk menghantam kepala AA hingga luka parah dan tak sadarkan diri. Akhirnya, AA dinyatakan tewas di rumah sakit.
Supaya terkenal
Tiga gangster bersenjata tajam terlibat tawuran di Jalan Raya Narogong, Bojong Menteng, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Sabtu (9/3/2024) pukul 03.30 WIB.
Tiga kelompok tersebut, yakni Setu Bersatu bergabung dengan KP2G melawan kelompok Timur Everybody.
Dalam video yang tersebar di media sosial, para pelaku tumpah ruah ke jalanan. Sebagian dari mereka bahkan mengacungkan senjata tajam.
Aksi tawuran bersenjata tajam yang melibatkan tiga kelompok gangster itu mengakibatkan adanya satu korban luka, YTS dari kelompok Timur Everybody.
Polisi mengungkapkan motif tiga kelompok gangster melakukan aksi tawuran sembari "perang" kembang api itu demi eksistensi.
"Hasil dari pemeriksaan motif mereka ini menunjukan kekuatan, gagah-gagahan, supaya mereka terkenal," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (15/3/2024).
Firdaus mengatakan, tiga kelompok gangster itu berasal dari wilayah yang berbeda-beda, yaitu Bantargebang, Tambun, dan Babelan.
Sebelum beraksi, mereka telah lebih dulu janjian melalui media sosial Instagram untuk memilih lokasi.
Demi konten
Sekelompok remaja yang terlibat tawuran di Cikarang Barat, Bekasi, terekam kamera milik Komika Chrismanto Eka Prastio atau populer dikenal Cemen.
Momen itu dibagikan melalui akun Instagram @radenmascemen.
Peristiwa itu terjadi di daerah Bojong Koneng, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis (29/2/2024) pukul 17.20 WIB.
Dalam video itu, terlihat belasan remaja saling serang menggunakan senjata tajam, mulai dari celurit hingga besi yang ditajamkan bagian ujungnya.
Pada saat momen tawuran itu, cuaca diketahui sedang gerimis.
Salah satu momen yang menggelitik, saat salah satu pelaku tawuran melarikan diri ke sela-sela barisan kendaraan menggunakan payung dengan tangan kirinya, tetapi sambil menenteng besi panjang di tangan kanannya.
"Berani tawuran, tapi takut hujan," ujar salah seorang pria di balik ponsel yang merekam momen itu seraya tertawa.
Kapolsek Cikarang Barat Komisaris Gurnald mengatakan, polisi telah meminta keterangan dua orang pelajar SMP yang terlibat dalam aksi tersebut.
"Mereka itu motifnya hanya untuk buat konten, tidak ada aksi balas dendam atau motif lain makanya tidak ada korban," kata Gurnald, Senin (4/3/2024).
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/18/09102521/sederet-alasan-nyeleneh-remaja-yang-terlibat-tawuran-di-bekasi-mulai-dari