Salin Artikel

Terima Upah Marbut Masjid Rp 700.000 Per Bulan, Thohir: Cuma Cukup untuk Bayar Tagihan Rumah

Jumlah upah tersebut hanya bisa ia pakai untuk membayar cicilan rumah.

"Saya enggak full jaga di sini sih, lagian cuma dapat upah bulanan Rp 700.000. Itu cuma buat bayar tagihan rumah doang," kata Thohir saat berbincang dengan Kompas.com.

Thohir bercerita, dirinya saat ini tinggal di rumah yang belum lunas dibayar dan memiliki tagihan mencapai Rp 600.000 per bulan.

"Upah dari marbut ini larinya ke rumah karena tempat saya tinggal hitungannya masih kontrak, belum lunas. Saya ambil yang cicilan 15 tahun, Insha Allah satu tahun lagi lunas," ungkap Thohir.

Ayah dari empat orang anak ini menuturkan, nominal upah yang ia dapat saat ini lebih besar dari sebelumnya.

"Sebelumnya tuh kisaran Rp 400.000 - Rp 500.000 per bulan. Lalu setelah saya masuk periode kedua (tahun ke-4), saya minta dinaikkan Rp 200.000 lagi," ungkapnya.

Permintaan untuk kenaikkan upah terpaksa Thohir lakukan agar upahnya dapat menutupi kebutuhan membayar cicilan rumah dan memiliki sedikit sisa upah untuk ditabung.

"Ya masa saya harus enggak punya tabungan di bank. Angsuran kan sekitar Rp 600.000, nanti Rp 100.000 sisanya atau mungkin kurang dari itu ya istri saya tabung," imbuh Thohir.

Lebih lanjut, Thohir mengaku bisa melewatkan tagihan bayaran rumah ketika perekonomian keluarganya lagi buruk.

"Kadang-kadang, kalau ekonomi saya sudah mentok, saya enggak bayar rumah dulu, saya skip. Makanya penting banget buat saya punya tabungan walaupun cuma Rp 100.000 per bulan," jelas Thohir.

Oleh karenanya, Thohir mencari pemasukan dari pekerjaan alternatif lain supaya kebutuhan sehari-hari dapat tetap terpenuhi, terutama untuk dia dan istrinya yang kini tinggal berdua di rumah.

"Uang upah kan cuma buat tagihan rumah, gimana nikmatin buat makan. Jadi ya itu, tukang antar anak tetangga jadi salah satu alternatif demi menyambung hidup," kata Thohir.

Permasalahan upah marbut ini yang akhirnya disebut Thohir menjadi salah satu kendala di Masjid Jami'atul Khair, Bojong Gede.

Sebab, banyak marbut yang tidak betah dan mengundurkan diri saat belum lama mulai bekerja.

"Ya maklum karena faktor ekonomi juga, saya enggak mungkin bisa berbohong juga karena memang berat kerja sendiri di masjid yang lumayan besar ini," tutur Thohir.

"Sebelum saya, sudah banyak kenalan atau teman jadi marbut tapi enggak lama. Paling sebulan, dua bulan, bahkan ada yang dua minggu," tambahnya.

Selain upah yang sedikit, ada hal lain yang membuat seseorang enggan menjadi marbut masjid.

"Asuransi enggak ada, libur juga enggak pernah," tutur Thohir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/20/09260591/terima-upah-marbut-masjid-rp-700000-per-bulan-thohir-cuma-cukup-untuk

Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke