Membuka lapak di pinggir jalan raya, E hanya membawa uang baru sebanyak belasan juta rupiah dalam sehari karena khawatir akan tindak kriminal.
"Hari ini bawa dikit sih kira-kira Rp 12 juta doang, dari bosnya. Kalau ini habis ada yang antar lagi, kita ngomong ke bos, nanti diantar, ada nganterin barangnya," ujar E saat diwawancarai di lokasi, Rabu (3/4/2024).
E mengatakan, sangat rawan jika membawa uang tunai dalam jumlah yang besar di jalanan. Karena itu, ia memilih hanya membawa belasan juta rupiah dalam sehari.
"Takut bawa banyak-banyak soalnya di jalan gini kan rawan (jambret) juga, paling kalau ada barang ambil, dikit saja," ujar E.
E tak menampik memiliki rasa khawatir dan takut melakoni pekerjaan sebagai penyedia jasa tukar uang di jalanan.
Karenanya, E meningkatkan kewaspadaan dan enggan lengah sedikipun terutama saat kondisi jalanan sepi pengendara.
"Sebenarnya takut tapi ya namanya kerja begini kita hati-hati juga ada was-was juga enggak boleh lengah lah, selama ini masih aman-aman saja," ucapnya.
E mulai membuka jasa penukaran uang sejak dua minggu lalu. Namun, kata E, belum begitu banyak masyarakat yang menukar.
"Tahun ini agak sepi sih karena harga barang naik. jadi peminatnya juga berkurang karena tahun kemarin masih 10 persen, tahun ini 15 persen jadi peminatnya kurang," tuturnya.
E mengatakan, setiap ada yang menanyakan biaya jasa, pelanggan tersebut mengurungkan niat untuk menukar.
Ia menduga sepinya pelanggan karena adanya kenaikan biaya penukaran uang dari yang sebelumnya 10 persen menjadi 15 persen.
"Kalau kita bilang 15 persen langsung kabur, kaget gitu, karena tahun kemarin masih 10 persen. Tadi ada yang mau tukar tapi maunya 10 persen, harga tahun lalu," ujar E.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/04/16352861/bawa-belasan-juta-rupiah-penyedia-jasa-tukar-uang-baru-di-kalimalang