Salin Artikel

Peringati Hari Bumi, Fahira Idris Harap Semakin Banyak Pemda Terbitkan Aturan Kantong Plastik Sekali Pakai

KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Fahira Idris berharap semakin banyak pemerintah daerah (pemda) yang menerbitkan aturan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Menurutnya, regulasi ini penting sebagai prakondisi sebelum adanya aturan penghentian penggunaan secara bertahap atau phase-out beberapa jenis plastik sekali pakai pada akhir tahun 2029 secara nasional.

“Selain itu, komitmen pada semua produsen agar mampu mengurangi sampah kemasan plastik harus terus didorong,“ ucapnya Fahira Idris menambut peringatan Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April. 

Adapun Peringatan Hari Bumi tahun 2024 mengambil tema "Planet vs Plastic" atau biasa dikenal dengan "Planet Lawan Plastik".

Fahira Idris mengungkapkan bahwa pemilihan tema kali ini sangat tepat. Pasalnya, ancaman sampah plastik bagi bumi, manusia, dan makhluk hidup lainnya setara dengan ancaman krisis iklim.

Ia menambahkan, sejak diproduksi hingga menjadi sampah, plastik yang berbahan dasar minyak bumi, mempunyai hubungan yang erat dengan emisi gas rumah kaca.

“Proses pembuatan plastik melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfer. Saat berada di tempat pembuangan sampah, plastik melepaskan gas beracun yang merusak lapisan ozon dan menghambat kemampuan bumi untuk menyerap radiasi matahari,” ucap Fahira dalam keterangan persnya, Senin (22/4/2024).

Selain memicu kematian satwa, di perairan terutama di lautan, Fahira menyebut, plastik juga dapat mengganggu ekosistem laut dengan merusak terumbu karang dan mengganggu reproduksi ikan.

“Jika tidak ada aksi nyata, dapat dipastikan bumi, manusia, dan makhluk hidup lainnya saat ini dan ke depan, akan terancam ‘tsunami’ plastik sampah yang semakin banyak mencemari lautan dan daratan. Ancaman ini bahkan sama mengkhawatirkannya dengan krisis iklim yang saat ini sudah kita rasakan,” ujar Fahira.

Fahira menyebut ada empat faktor agar implementasi larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai bisa efektif, yakni komitmen pemerintah, kampanye dan edukasi kesadaran masyarakat, inovasi dan pendekatan teknologi, serta kolaborasi dengan sektor swasta.

Pertama, komitmen pemerintah. Fahira mengatakan, bukan hanya sekedar penerbitan regulasi saja tetapi melihat bagaimana implementasi di lapangan termasuk implementasi pada ketegasan sanksi.

Kedua, kampanye dan edukasi kesadaran masyarakat. Menurutnya, budaya penggunaan kantong plastik masih begitu masif di kalangan masyarakat.

“Oleh karena itu, dengan adanya kampanye dan edukasi ini, diharapkan bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya bahaya sampah plastik bagi kehidupan,” ucapnya.

Ketiga, pendekatan inovasi dan teknologi. Salah satunya dengan berinovasi membuat aplikasi di smartphone. Aplikasi ini memberikan ruang kepada warga untuk menukar sampah plastiknya dengan poin yang dapat dikonversi menjadi saldo e-wallet atau didonasikan.

Menurutnya, inovasi ini sangat efektif guna menggerakkan banyak orang untuk mengurangi sampah plastik.

Keempat, kolaborasi dengan sektor swasta terutama para produsen yang selama ini mengandalkan plastik untuk memasarkan produknya.

Ia mengatakan, perlu ada komitmen bersama secara bertahap untuk mengurangi penggunaan beberapa jenis plastik sekali pakai, seperti sedotan plastik, kantong belanja plastik, kemasan multilayer, maupun kemasan berukuran kecil.

“Meskipun kemasan atau kantong plastik dan berbagai produk sekali pakai sudah banyak mempermudah kehidupan manusia sehari-hari, tetapi dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Bahkan sampah plastik juga mengancam derajat kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya,” ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/22/11272031/peringati-hari-bumi-fahira-idris-harap-semakin-banyak-pemda-terbitkan

Terkini Lainnya

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke