Salin Artikel

Ingin Shalat Dzuhur, Pedemo Panjat dan Jebol Gerbang Gedung Sapta Pesona

Pantauan Kompas.com, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 12.16 WIB. Peserta aksi yang terdiri dari perempuan dan laki-laki dewasa menggedor pagar hitam agar diizinkan masuk.

Sebab, mereka ingin menunaikan shalat dzuhur di Masjid Rahilatul Jannah yang berada di dalam area Gedung Sapta Pesona.

Peserta aksi menduga pihak pengelola gedung sengaja tidak mengizinkan mereka untuk shalat. Padahal, pagar gedung memang selalu ditutup setiap kali gelaran unjuk rasa.

Seorang perempuan marah karena tidak terima dengan pagar yang terkunci rapat.

"UU mana yang melarang orang beribadah? Bapak Kapolri Listyo Sigit, masjid ini dikunci (padahal) orang beribadah, hanya beribadah. Baru musim ini orang susah beribadah. Tolong, Pak, anak buahnya jangan perintah yang aneh-aneh. Kami hanya umat yang patuh kepada Tuhan kami dalam melaksanakan ibadah. Buka, buka!" seru dia.

Peserta aksi beberapa kali cekcok dengan petugas gedung. Namun, ada juga yang cekcok dengan petugas berkaus Reskrim Polda Metro Jaya.

Para petugas berupaya menenangkan massa, tetapi tidak digubris.

Sekitar pukul 12.30 WIB, seorang perempuan peserta demo memutuskan memanjat pagar yang tingginya kurang lebih dua meter itu.

Dengan cekatan, ia membalikkan badanya dan loncat masuk ke dalam area Gedung Sapta Pesona. Kemudian berlalu ke dalam gedung.

Sontak peserta aksi yang masih di luar pagar kembali riuh. Aksi panjat pagar diikuti dua laki-laki dewasa.

Tak lama setelah itu, peserta aksi kembali mendorong-dorong gerbang hingga akhirnya terbuka lebar.

Peserta aksi bersorak dan segera masuk. Mereka saling mengimbau satu sama lain agar berjalan dengan tenang dan tidak rusuh sebelum menunaikan ibadah wajib lima waktu tersebut.

Sebagai informasi, sekelompok massa yang mengatasnamakan diri sebagai Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi (KNPD) menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda.

Mereka menentang hasil Pilpres 2024 dan mendukung pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Aksi unjuk rasa bertepatan dengan pembacaan putusan Perkara Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi hari ini.

Adapun MK sendiri sebelumnya sudah memulai sidang sengketa hasil pilpres sejak 27 Maret 2024. MK dijadwalkan membacakan putusan perkara sengketa hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada hari ini.

Putusan itu akan menentukan apakah gugatan yang diajukan pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD terhadap hasil Pilpres 2024 akan dikabulkan atau tidak.

Kedua kubu mengajukan permohonan pemungutan suara ulang dan diskualifikasi pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/22/14215251/ingin-shalat-dzuhur-pedemo-panjat-dan-jebol-gerbang-gedung-sapta-pesona

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke