Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nyalon" Wali Kota Bogor, Bima Arya: Harta Saya Tak Sampai Rp 5 Miliar

Kompas.com - 03/07/2013, 13:59 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Amanat Nasional Bima Arya melaporkan harta kekayaannya dengan menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (3/7/2013) siang. Pelaporan harta tersebut berkaitan dengan pencalonan dirinya sebagai Wali Kota Bogor.

“Ini salah satu persyaratan yang harus disampaikan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) untuk mendukung terciptanya pilkada (pemilihan kepala daerah) yang bersih,” kata Arya, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Arya mendatangi Gedung KPK bersama calon pasangannya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor dari Partai Demokrat, Umar Hariman.

Saat ditanya mengenai nilai harta yang dilaporkannya, Bima mengaku hartanya tidak sampai Rp 5 miliar.

“Ini pertama kali menyampaikan ke KPK, rasanya tidak sampai Rp 5 miliar,” ujar Bima.

Kepada wartawan, Bima juga mengaku siap menandatangani pakta integritas yang menunjukkan komitmennya untuk transparan selama mengikuti pemilihan kepala daerah.

Adapun pelaporan harta kekayaan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi setiap calon kepala daerah. KPK bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam rangka mendorong terselenggaranya pilkada yang berintegritas.

Selanjutnya, harta kekayaan yang dilaporkan para calon tersebut akan diverifikasi petugas KPK dengan mengecek langsung kebenaran data ke lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com