Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Berduyun-duyun Ziarah ke Makam Uje

Kompas.com - 04/07/2013, 12:57 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki bulan suci Ramadhan, makam Ustaz Jeffry Al Buchori ramai dipenuhi para peziarah. Peziarah yang mayoritas ibu-ibu tersebut datang untuk bertakziah atau berdoa di makam ustaz yang terkenal gaul tersebut.

Dengan menggunakan mobil pribadi atau menyewa bus, para peziarah itu datang ke makam Ustaz Jeffry atau Uje di TPU Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2013). Ada yang datang dari Bekasi, Bogor, Bandung, bahkan ada pula yang berasal dari Tegal.

Mereka yang datang dari luar Jakarta itu bahkan rela menginap di jalan untuk dapat melawat ke makam Uje. Adapun mereka yang datang dari sekitar Jakarta berangkat dari kediaman masing-masing sejak subuh.

"Kemarin berangkat siang dan sempat istirahat di jalan tadi. Tadinya mau (berangkat) hari Minggu, tapi karena takut macet dan pasti lebih ramai, makanya kita pilih hari ini," kata Mira, yang datang bersama beberapa anggota keluarganya dari Tegal.

Untuk menampung banyaknya para peziarah, sebuah tenda yang terbuat dari terpal berukuran sekitar 3 x 3 meter telah disiapkan oleh pengelola makam. Tujuannya memberikan kenyamanan kepada para peziarah yang ingin berdoa.

Sayangnya, tenda itu tidak sebanding dengan banyaknya peziarah yang datang. Bapak-bapak bahkan memilih berteduh di bawah pohon di sekitar makam demi memberikan kesempatan kepada ibu-ibu untuk berdoa di makam Uje di tengah suasana hujan siang tadi.

Selain berdoa, ibu-ibu peziarah itu juga menaburkan bunga sebagai bentuk rasa hormat mereka kepada mendiang Uje. Mereka juga merawat makam dengan mencabuti rumput liar yang tumbuh di makam itu sehingga tetap bersih.

“Setiap hari seperti ini. Tapi sekarang saja lebih ramai karena sudah mau puasa. Dulu ada tenda yang lebih besar yang dibangun, tapi setelah 40 hari tendanya diganti seperti itu,” kata Iwan, salah seorang petugas parkir di sekitar lokasi makam Uje, Kamis siang.

Sejak Uje wafat pada 26 April 2013, tidak sedikit penggemarnya yang merasa kehilangan. Tak heran jika makamnya selalu dipenuhi para peziarah. Mayoritas peziarah ini adalah penggemar Uje.

“Kebetulan saja ada makam keluarga yang di sini, sekalian deh kita datang untuk ngasih doa ke Uje,” kata Widya, wanita asal Bekasi yang datang dengan suami dan dua orang anaknya.

Membawa berkah

Kedatangan para penggemar Ustaz Jeffry rupanya membawa berkah bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi makam. Dengan menggelar tikar ataupun menyiapkan gerobak seadanya, mereka berjualan berbagai macam barang dagangan, mulai dari kembang, makanan dan minuman, hingga foto mendiang Uje. Para pedagang itu tidak hanya memanfaatkan jalan setapak untuk menggelar barang dagangannya, tetapi juga memanfaatkan pusara makam lain untuk berjualan.

Keuntungan yang mereka dapatkan dinilai cukup besar. Intan, misalnya, menjual foto-foto Uje dan memperoleh keuntungan Rp 50.000 dalam sehari. Uang itu, katanya, digunakan untuk menyokong kebutuhan hidup sehari-hari.

Amir, pria yang berjualan aneka minuman ringan dan mi kemasan, mengaku bisa mendapat untung hingga Rp 75.000 dalam sehari. “Ya, lumayan, apalagi kalau sekarang mau puasa gini. Biasanya yang datang banyak," katanya.

Bagi peziarah yang ingin beramal, di sekitar lokasi makam juga tersedia sejumlah kotak amal. Kotak amal itu akan ditaruh selama satu tahun di sana untuk menampung sumbangan para peziarah.

Sumbangan itu akan digunakan untuk keperluan sosial, antara lain pembangunan pesantren milik Uje dan masjid di sekitar lokasi makam. Sumbangan itu juga untuk membantu anak-anak yatim piatu yang ditampung oleh Uje.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com