Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Digaji Basuki Rp 4 Juta, Juru Parkir Berharap Bukan Wacana

Kompas.com - 08/07/2013, 13:57 WIB
Rahmat Patutie

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggaji juru parkir sebesar Rp 4 juta disambut antusias. Meski masih diragukan akan menjadi kenyataan, hal itu diharapkan tetap terwujud.

Nasry (42), salah seorang juru parkir di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, malah mengaku tidak sabar rencana Basuki tersebut segera terwujud.

"Mudah-mudahan sebuah program yang ingin digaji itu secepatnyalah. Kalau bisa jadi kenyataan," kata Nasry kepada kompas.com di Jalan Melawai Raya, Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2013).

Nasry mengaku sudah mendengar rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan menggaji juru parkir Rp 4 juta itu. Namun, karena masih hanya omongan di kalangan juru parkir, dia belum percaya.

"Praktik di lapangannya kan belum. Mudah-mudahan kalau memang rencananya dia (Basuki) mau buat program seperti itu, pasti menguntungkan untuk rakyat kecil juga. Mudah-mudahan bisa terealisasi ya," harap Nasry.

Pria yang sudah 12 tahun bekerja menjadi juru parkir itu rela menyerahkan penghasilannya sehari-hari kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta asalkan dia mendapat jaminan gaji tiap bulannya.

"Saya rela-rela aja, asalkan memang digaji kalau memang programnya seperti itu," cetus dia.

Dalam sehari, Nasry mengaku mendapatkan Rp 70.000 dari hasil memarkir. Kemudian, dia menyetor Rp 10.000 ke Badan Pengelola (BP) Permarkiran Dishub. Setiap bulannya, ia mendapat sekitar Rp 1 juta.

Berbeda dengan Nasry, Bambang (36) malah keberatan jika harus menyetorkan penghasilannya ke Pemprov DKI. Sebab, uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Kalau digaji per bulannya, kita hariannya gimana? Yang bingung untuk kita hariannya. Ya, kan kita punya anak masih sekolah dan juga kebutuhan dapur," tutur pria asal Petukangan Selatan itu.

Bambang menganggap rencana Basuki itu sebagai hal yang biasa. Menurutnya, yang tidak biasa adalah kepastian.

"Biasa aja, kadang begitu cuma kabar burung. Nyatanya enggak ada. Dulu pernah ada begitu, ini lagi ada lagi. Berapa kali dengar begini, kalau beneranlah dibantulah," tuturnya.

Sebelumnya, Basuki merencanakan pemberian gaji kepada tukang parkir hingga Rp 4 juta per bulannya yang bertujuan untuk menekan kebocoran pendapatan daerah. Wacana tersebut masih dikaji lebih dalam oleh Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

    KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

    Megapolitan
    PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

    PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

    Megapolitan
    Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

    Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

    Megapolitan
    Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

    Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

    Megapolitan
    'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

    "Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

    Megapolitan
    KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

    KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

    Megapolitan
    Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

    Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

    Megapolitan
    Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

    Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

    Megapolitan
    Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

    Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

    Megapolitan
    Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

    Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

    Megapolitan
    Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

    Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

    Megapolitan
    Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

    Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

    Megapolitan
    Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

    Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

    Megapolitan
    19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

    19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

    Megapolitan
    Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

    Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com