Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kinerja Jokowi, Jangan Ditanya Lagi, Masih Berantakan...

Kompas.com - 22/07/2013, 08:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Akademisi asal Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukkan olehnya. Menurutnya, apabila Jokowi berhasil maju sebagai calon presiden 2014, itu karena Jokowi hanya unggul di pemberitaan media massa setiap harinya.

"Yang membuat elektabilitas Jokowi di survei itu naik dan maju menjadi capres itu kan karena pemberitaan pers media. Kalau kinerja, jangan ditanya lagi, masih berantakan," kata Iberamsjah saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Senin (22/7/2013).

Program-program yang sudah berjalan, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan seleksi jabatan terbuka pun masih banyak menemui persoalan. Menurutnya, program-program itu ia paksa untuk berjalan cepat. Padahal, sistem dan regulasi yang digunakan masih belum sempurna.

Untuk membayar klaim rumah sakit atas KJS, menurut dia, semakin dipersulit. Hal itulah yang menyebabkan beberapa rumah sakit enggan bekerja sama dengan Pemprov DKI untuk melaksanakan KJS.

Selain itu, mangkrak-nya gaji petugas kebersihan menunjukkan Jokowi tak pandai dalam mengatur tugas staf dan bawahannya. Seleksi promosi jabatan terbuka atau lelang jabatan, menurutnya, telah menabrak aturan dan semakin menyingkirkan lulusan-lulusan IPDN, yang memang dididik untuk menjadi aparat Pemprov DKI, seperti lurah dan camat.

"Birokrasi DKI itu semakin rusak. Di lelang jabatan itu, ada sistem senioritasnya. Saya tahu persis karena saya itu mengajar soal pemerintahan," kata Iberamsjah.

Kinerja Jokowi untuk mengatasi kemacetan pun, menurutnya, hingga saat ini belum kelihatan. Bahkan, Iberamsjah mengatakan kalau Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi-Basuki justru semakin macet dan lalu lintas semakin tidak teratur.

Titik banjir, yang pada tahun 2007 hanya sekitar di sembilan kecamatan, kata dia, di bawah kepemimpinan Jokowi, titik banjir justru semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan peristiwa banjir yang menerpa Jakarta di awal tahun 2013 lalu. Selain titik banjir yang semakin bertambah, permukiman kumuh juga semakin bertambah.

Janji Jokowi untuk tidak menggusur pedagang kaki lima (PKL), menurutnya, juga diingkari oleh Jokowi. Hal itu dibuktikan dengan penataan PKL di Tanah Abang, Jatinegara, dan Pasar Minggu.

"Jadi, intinya Jokowi itu tidak usah memikirkan elektabilitas untuk menjadi presiden. Konsentrasi saja urusi Jakarta sesuai dengan janji-janji kampanye. Masak kemarin Solo ditinggal dan membuat warga Solo kecewa, sekarang Jakarta mau ditinggal juga," tegasnya.

Aksi blusukan yang kerap dilakukan Jokowi pun dianggap sebagai upaya pencitraan, mulai dari aksinya masuk ke gorong-gorong hingga melihat tumpukan sampah di pinggir pintu air Manggarai. Dari hasil blusukan-nya itu, menurutnya, tak ada realisasi seusai ia blusukan.

Contohnya saja, Dinas Pekerjaan Umum DKI yang hingga kini tidak melebarkan diameter gorong-gorong Bundaran Hotel Indonesia. Menurutnya, ada saja wacana baru yang terlontar dari Jokowi-Basuki sehingga menutup isu lama yang seharusnya dikerjakan oleh mereka.

Selanjutnya, Jokowi pun diimbau untuk memiliki masterplan yang jelas agar ia dapat mengetahui akan dibawa ke mana Jakarta ke depannya. Melalui masterplan itu, ia bersama pejabat Pemprov DKI lainnya dapat merealisasikan program unggulan dengan jelas dan terencana.

Selain itu, Iberamsjah menuding kalau program-program unggulan yang dimiliki Jokowi hanyalah program lama atau program pemerintah sebelumnya yang hanya ia teruskan dan ia ganti namanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com