Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2013, 16:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta agar semua pihak tidak memahami makna hak asasi manusia secara kabur. Ia mengatakan, penegakan HAM tidak boleh dilihat dari satu golongan semata, tetapi juga memperhatikan kepentingan umum.

Hal itu disampaikan oleh Basuki terkait sikap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atas penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan jalan di sejumlah wilayah di Ibu Kota. Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, Minggu (28/7/2013) mengatakan, PKL tidak boleh dijadikan subyek kebijakan pemerintah. Selain itu, kata Pigai, PKL tidak boleh dikriminalisasikan. Penertiban juga tidak boleh menggunakan bahasa mengancam.

Basuki mengatakan, dalam kasus PKL di Tanah Abang, penegakan HAM bukan berarti dilakukan dengan membela asosiasi PKL dan mengabaikan kepentingan pengguna jalan. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa kepentingan pengguna jalan juga harus mendapatkan perhatian serius.

"Minta maaf itu kalau kamu salah. Sekarang konsep HAM jangan jadi kabur, penegakan hukum, itu barang berbeda dengan soal HAM. Kalau saya membela mereka asosiasi, sekarang pemakai jalan punya HAM enggak?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Basuki menegaskan, pemerintah daerah bertugas menegakkan peraturan daerah. Dalam polemik PKL ini, Basuki meminta PKL mematuhi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Ia mengatakan, jika hak pengguna jalan dilanggar oleh keberadaan PKL, maka harus ada aturan yang ditegakkan.

"Jadi bukan berarti saya tindak kepada Anda, HAM Anda saya langgar. Bukan, jangan dibolak-balik. (Penertiban PKL) salah di mana? Saya kira semua orang tahu tidak boleh berjualan di jalan," kata Basuki.

Penertiban PKL di Tanah Abang tak kunjung usai karena PKL bereaksi atas pernyataan tegas Basuki. Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun mengatakan, ia akan melayangkan somasi kepada pernyataan keras Basuki terkait pemidanaan PKL yang menolak direlokasi ke dalam pasar. APKLI memberikan waktu hingga 14 hari kepada Basuki untuk meminta maaf atas pernyataannya tersebut.

Menurut Ali, pernyataan Basuki menakutkan bagi PKL se-Indonesia. Ia menyebutkan, tidak hanya Basuki yang harus meminta maaf, tetapi Gubernur DKI Joko Widodo juga harus meminta maaf kepada PKL. Ia memperingatkan semua pemimpin agar tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com