Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Dendam Jokowi pada Penertiban PKL Tanah Abang

Kompas.com - 20/08/2013, 08:28 WIB

Prof Dr Maswadi Rauf, Pengamat Politik

JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menertibkan para pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan suatu solusi dalam memecahkan kemacetan yang kerap melanda kawasan itu.

Saya tidak melihat ada kaitannya dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta meski saat Pemilihan Gubernur 2012 lalu suara Jokowi di kawasan Tanah Abang jeblok.

Langkah Jokowi sudah benar, yaitu ingin menepati janji untuk mengatasi kemacetan dan banjir yang kerap melanda Jakarta, salah satunya dengan penertiban PKL Tanah Abang. Ini tidak ada kaitannya dengan pemilihan gubernur tahun lalu.

Persoalan DKI Jakarta ini merupakan ujian yang akan dia tempuh selama 5 tahun ketika menjabat sebagai orang nomor satu Jakarta. Pasalnya, masyarakat sudah memercayakan segala problematika Jakarta kepadanya.

Jokowi itu sebelumnya tidak kenal di Jakarta, tetapi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Jadi, jangan pernah beranggapan bahwa penertiban PKL Tanah Abang karena Jokowi punya dendam karena suara Jokowi-Ahok pada pilgub lalu jeblok.

Saya bahkan berharap Jokowi-Ahok tidak ragu-ragu untuk menyelesaikan masalah Jakarta, mulai penanganan banjir hingga kemacetan yang sudah menjadi masalah atau persoalan berat di Ibu Kota. Jokowi masih memiliki waktu untuk melakukan berbagai terobosan untuk mengurai kemacetan dan menyelesaikan masalah banjir di Ibu Kota.

Sejauh ini, tindakan Jokowi menyelesaikan masalah tersebut banyak mendapat pujian dari masyarakat, tetapi sekaligus mengundang reaksi banyak politisi yang iri dengan kariernya.

Jokowi harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya, seperti melakukan normalisasi Kali Pesanggrahan atau Waduk Pluit, untuk mengatasi banjir. Tak hanya itu, penertiban PKL di Pasar Tanah Abang juga harus konsisten dan dilanjutkan ke penertiban PKL di wilayah lain.

Bayangkan, sebagian besar trotoar di Jakarta saat ini sudah dikuasai oleh pedagang kaki lima. Para pejalan kaki sudah tidak memilii akses lagi untuk melakukan aktivitasnya di trotoar yang sudah seharusnya menjadi hak pejalan kaki. (bin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com