Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Merasa Kecolongan Dikerjai Dinas PU

Kompas.com - 17/10/2013, 16:34 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya anggaran yang telah dicoret dan muncul kembali setelah pengesahan oleh DPRD DKI membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gusar. Hal ini disampaikan Basuki saat memberikan pengarahan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atas evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD).

"Saya kecolongan terus terang soal anggaran 2013. Sudah saya coret, ternyata ada lagi," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Ia tak menjelaskan secara detail anggaran-anggaran mana saja yang tiba-tiba muncul kembali tersebut. Menurut Basuki, di APBD DKI 2013, banyak pos anggaran yang tidak perlu. Dinas yang paling ia sorot adalah pos anggaran di Dinas Pekerjaan Umum DKI.

Tak sedikit anggaran yang muncul kembali. Misalnya, saat Basuki meminta Dinas PU DKI untuk mengganti pompa setiap empat tahun. Setelah disahkan, ternyata diganti menjadi tiap dua tahun.

Permasalahan itu, kata dia, membuktikan adanya permainan dari bawah hingga ke atas. Basuki justru "menyukai" hal tersebut. Apabila tidak ada perlawanan, Basuki mengaku tidak memiliki semangat hidup.

"Saya paling suka kalau ada yang mau main-main seperti ini, saya juga akan ajak ribut. Karena saya masuk ke politik untuk ribut sebetulnya. Mungkin anda tidak suka sama saya, saya memang tidak mengharapkan disukai orang," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Apabila masih ada pejabat maupun pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang tidak mau mengikuti ritme kerja Jokowi-Basuki, serta masih "bermain" dengan anggaran, tak menutup kemungkinan Basuki akan mengejar seluruh pajak para PNS itu. Ia menantang seluruh pejabat DKI untuk mau memeriksa hartanya.

Apabila tidak mau memeriksakan harta kekayaan, maka Basuki mengimbau untuk tidak lagi mengajak bicara dirinya. "Kalau anda masih demen hidup, tidak usah ngomong sama saya. Kalau kita tidak marah, kita mati sia-sia. Kita ini hanya penjajah atas bangsa sendiri," tegas Basuki.

Ia juga menegaskan kepada para SKPD untuk mengantisipasi kontraktor yang mensubkontrakkan proyek ke kontraktor lainnya. Dalam hal ini, Basuki sudah mendiskusikan hal tersebut dengan Jokowi. Dari hasil diskusi tersebut, dia akan menambah satu pasal dalam kontrak Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemprov DKI dan kontraktor pemenang lelang. Pasal yang ditambahkan mengatur, apabila di lapangan ditemukan ada spesifikasi bangunan yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi yang telah ditentukan, maka pekerjaan akan dihentikan dengan segera.

Tidak hanya itu, kontraktor tidak akan menerima ganti rugi dari pembangunan fisik yang telah dikerjakannya. Bangunan yang sudah dikerjakan itu juga akan disita menjadi aset milik Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com