JAKARTA, KOMPAS.com — Dede Taryono (29), seorang pemilik topeng monyet di Jakarta, menolak disebut menyiksa binatang. Ia tidak pernah menyiksa monyet yang ia latih. Ia bahkan merawatnya dengan baik dan kasih sayang.
"Monyet dilatih itu harus penuh kesabaran. Enggak ada namanya penyiksaan, minumnya saja susu (formula). Yang di televisi rekayasa tuh," ujar Dede di rumahnya, Jalan Bendungan Melayu, Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (25/10/2013).
Dede menuturkan, selama dilatih, hewan primata tersebut digembleng selama sebulan. Selama latihan itu pun, monyet diberi makan dan minuman bergizi. Dede mengklaim sering berbagi makanan dengan monyet yang ia latih.
Sebagian besar monyet yang dilatih Dede berasal dari daerah Lampung. Menurut Dede, monyet-monyet itu akan "pensiun" setelah tujuh tahun beratraksi untuk topeng monyet. Setelah itu, hewan itu akan dilepas ke hutan, misalnya di daerah Cirebon.
Menurut Dede, apa yang dilakukan oleh pawang monyet itu jauh lebih baik dibanding orang-orang yang mengonsumsi primata itu. "Mereka semua itu yang bikin monyet habis," ujar Dede.
Keberadaan topeng monyet di Jakarta akan dilarang mulai 2014. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, monyet-monyet itu akan dibeli dan dipelihara di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Selain membeli monyet-monyet tersebut, Pemprov DKI juga akan memberikan pembinaan kepada para pekerja topeng monyet.
Menurut Jokowi, permainan topeng monyet telah menyakiti fisik hewan primata itu. Selain itu, pelarangan topeng monyet juga dimaksudkan untuk menekan bahaya penyebaran penyakit dari hewan kepada manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.