Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelari Pun Disuguhi Beragam Sajian Kesenian

Kompas.com - 27/10/2013, 23:32 WIB
Eko Hendrawan Sofyan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pemandangan menarik saat perhelatan Jakarta Marathon 2013, yang digelar Minggu (27/10/2013). Sebanyak 17 panggung hadir di sejumlah lokasi yang menjadi jalur lari para peserta maraton di ruas-ruas jalan utama di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Keberadaannya tak lain menjadi pewarna event berskala internasional yang dihajat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejumlah atraksi para seniman dari beragam daerah di Indonesia pun disuguhkan.

Kegiatan Festival Budaya di ajang lomba lari Jakarta Marathon ditandai dengan atraksi seniman perkusi dan lantunan shalawat dari sekitar 240 seniman marawis dari 24 sanggar di kawasan Jabodetabek saat melepas seluruh atlet dan peserta maraton di Silang Barat Daya Monas, pada pukul 05.00 pagi tadi.

IST Suguhan kesenian di ajang Jakarta Marathon 2013

 
Ketua Panitia Jakarta Marathon 2013 yang juga Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyampaikan, Festival Budaya dirancang khusus untuk memperkuat promosi Jakarta sebagai kota destinasi pariwisata dan olahraga dunia.  

"Ada nuansa keunikan tersendiri dalam Jakarta Marathon 2013 yang tidak akan ditemukan di tempat lain. Peserta dari luar dihibur dengan beragam kesenian dari beragam budaya yaang berbeda," ujarnya dalam siaran pers, Minggu.
   
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Ari Budiman mengatakan, event internasional Jakarta Marathon 2013 yang berlangsung aman bisa menjadi bukti bahwa Jakarta adalah kota aman, penuh pesona, dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan mancanegara. "Setidaknya, para peserta dari mancanegara bisa merasakan hal itu," ujarnya.

Sejumlah atraksi kesenian dihadirkan di 17 panggung sepanjang lintasan maraton. Sebut saja, penampilan kesenian Pakanjara Sulses, Gondang Batak, Musik Brass, Gendang Beleq NTB, Perkusi Barang Bekas DJ Aib, Tifa Papua, Urban Musik, Bale Ganjur Bali, Etno Universal Sound, Tanjidor, Ansamble String, Dol & Tasa Sumbar, Musik Dayak, Ansamble Trompet, Kolintang Sumut, Imanisimo, Gambang Kromong, Sindikat Senar Putus, Rampak Gendang Jabar, Arumba Jabar, Rampak Bedug Banten, Musik Perkusi, Musik Jepen Kalimantan, NAKI band, Kuntulan Banyuwangi, Tabot Bengkulu, Musik Melayu, Hadroh Betawi, dan sajian musik DJ dengan lagu-lagu Betawi.

Tak hanya itu, atraksi seni yang juga ditampilkan adalah seni Palang Pintu Betawi, Barongsai, Reog Ponorogo, Tari Topeng Betawi, Ondel-ondel Glitter, Teater Abang None, serta penampilan band The Titans dan Wali yang begitu menyedot antusiasme ratusan penonton.

Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti, yang hadir menyaksikan atraksi seni di Panggung 13 di depan kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyebutkan, gelaran seni budaya yang beragam menunjukkan  Indonesia sebagai negara adidaya kebudayaan dunia. "Kegiatan ini menegaskan bahwa Kota Jakarta sebagai kota megapolitan yang menjadi jantung titik temu keanekaragaman keindahan latar budaya dari Nusantara maupun dari mancanegara. ”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com