Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Diawasi, Fasilitas di Kanal Banjir Timur Dipereteli

Kompas.com - 22/11/2013, 07:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kondisi Kanal Banjir Timur (KBT) tidak hanya tidak terawat pada daerah aliran air kanalnya. Kini, beberapa fasilitas di taman hilang. Salah satunya, tong sampah. Padahal, keberadaan tong sampah sangat dibutuhkan.

Pantauan Warta Kota, Kamis (21/11/2013) siang, tong sampah yang berada di KBT Durensawit banyak yang tak berada di tempat lagi. Bahkan, ada besi penyangga tong sampah yang ikut hilang, termasuk tiang besi untuk tempat parkir sepeda juga raib. Sementara beberapa tembok pun penuh dengan coretan.

Afandy (31), salah seorang warga yang kerap menggunakan fasilitas taman dan jalur KBT, mengatakan, fasilitas tersebut mulai rusak sejak sebulan lalu.

"Banyak tong sampah saja pengunjungnya masih banyak yang buang sampah sembarangan, apalagi sekarang tong sampahnya banyak yang hilang," kata Afandy.

Menurut Afandy, pengawasan di kawasan tersebut minim. Alhasil, banyak orang yang tidak bertanggung jawab berkeliaran di sana. "Gimana mau terawat, lah yang ngerawat aja enggak ada. Yang ngawasin atau ngejaga taman maupun jalur sepeda di sini enggak ada," katanya lagi.

Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna, mengatakan, permasalahan hilangnya beberapa fasilitas di Kanal Banjir Timur ialah karena persoalan pemeliharaan dan pengawasan yang tidak dilakukan optimal.

"Kemudian, muncullah iktikad tidak baik yang dilakukan masyarakat melihat lengahnya pengawasan dengan melakukan perusakan," kata Yayat.

Tong sampah dan fasilitas umum lainnya di kawasan itu, kata Yayat, memiliki nilai ekonomis. Sementara pengawasan tidak dilakukan. Karena itu, orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan pribadi.

"Seharusnya, dilakukan pengawasan melalui patroli keliling. Bahkan, bila diperlukan dengan memasang CCTV," ujarnya.

Kemudian, kata dia, seharusnya penerangan di kawasan tersebut juga dimaksimalkan.

"Seharusnya, juga dipasang papan peringatan, yang menginformasikan sanksi bagi orang yang melakukan perusakan atau pencurian pada fasilitas tersebut. Tuliskan hukuman yang seberat-beratnya agar nantinya orang yang hendak melakukan perusakan juga setidaknya menyadari perbuatannya," saran dia.

"Bisa libatkan kepolisian atau pihak keamanan setempat untuk sama-sama menjaga kawasan tersebut," ujarnya, menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com