Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Dapat Rusun, Warga Ria Rio Telantar di Tenda Darurat

Kompas.com - 02/12/2013, 12:39 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan warga Kampung Pedongkelan, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, masih bertahan menempati tenda-tenda darurat. Mereka tinggal di tempat sementara sejak permukiman mereka dibongkar terkait program normalisasi Waduk Ria Rio. Warga belum mendapatkan tempat tinggal layak karena belum mendapatkan rumah susun sebagaimana dijanjikan pemerintah.

Budin (35), warga RT 07 RW 15, Kayu Putih, mengatakan sudah bertahan di tenda setelah rumahnya dibongkar pada Sabtu (30/11/2013) pukul 06.00 WIB. Dia sudah mengurus persyaratan untuk menempati rusun dengan menyerahkan KTP serta kartu keluarga. Namun, hingga kini ia belum mendapat kabar pasti tentang rusun yang akan ditinggalinya.

"Memang kita juga baru ngurus buat pindah rusun. Belum tahu kapan bisa dapat rusun. Tapi istri saya sudah ngurus di Kecamatan Pulogadung, sudah bawa KTP sama KK. Sekarang ini kita lagi nunggu. Katanya dikabari lewat telepon," kata Budin kepada Kompas.com di tempat pengungsian warga, Senin (2/12/2013).

Budin bersama istrinya, Ratna (33), dan dua dari tiga anaknya tinggal bersama di tempat penampungan sementara itu. Anak keduanya, Agustia (12), masih duduk di bangku SMP Hangtuah, sementara anak bungsunya, Hadir (7), masih bersekolah di SD SGS Kelapa Gading. "Yang gede sudah kerja, ngekos sendiri. Kita kasihan anak mau sekolah enggak ada seragam," ujar pekerja bangunan tersebut.

Pekerja serabutan itu mengatakan hanya dapat menyelamatkan sejumlah barang, dispenser, kipas angin, dan pakaian, ketika rumahnya dibongkar. Adapun lemari dan perabotan lain hancur dalam pembongkaran itu. Dengan keadaan yang tak memungkinkan untuk tinggal, ia berharap ada kepastian mendapatkan rusun.

Sementara itu, Yunus (53) tinggal di tenda yang didirikan Kementerian Sosial. Ia tinggal di tenda bersama istri, 6 anak, dan seorang mertua bernama Legi (85). Pria yang bekerja sebagai pedagang koran di wilayah Jakarta Pusat itu berharap dapat segera menempati rusun.

"Mau sih, mudah-mudahan secepatnya. Kasarnya enggak jadi berantakan gini. Tidur sudah enggak nyaman, saya juga ada mertua yang sudah tua," ujarnya.

Pantauan Kompas.com, puluhan tenda ataupun bangunan sementara didirikan oleh warga di sekitar Waduk Pluit. Mereka mengalami kesulitan untuk mandi karena hanya memanfaatkan kamar mandi di pos RW yang tidak dirobohkan. Warga juga mengambil air dari sana untuk kebutuhan sehari-hari.

Bangunan rumah yang dibongkar pada Sabtu kemarin berada di lahan sengketa antara ahli waris Adam Malik dan PT Pulomas Jaya. Warga di area lain di sekitar waduk itu sudah lebih dulu pindah ke rumah susun di Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com