JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap akan membangun jembatan layang dan terowongan pada persimpangan sebidang rel dan jalan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum DKI akan membangun jalan itu dan telah dianggarkan ke dalam APBD 2013 maupun diusulkan dalam APBD 2014.
"Kita sudah anggarkan untuk pembangunan jalan yang berada di pelintasan resmi. Kita kerjakan secara bertahap karena takut stuck, macet semua," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Salah satu lokasi pelintasan sebidang yang akan dibangun berada di Jalan Gunung Sahari. Basuki mengatakan, pembangunan pelintasan sebidang tersebut akan mulai pada tahun depan. Ia mengatakan, pembangunan jalan baru pada pelintasan kereta ini penting karena kereta merupakan jenis transportasi yang diandalkan pada masa depan.
Terkait kecelakaan yang melibatkan kereta rel listrik (KRL) Tanah Abang-Serpong dan truk tangki bermuatan bahan bakar minyak di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) kemarin, Basuki mendukung sikap PT KAI untuk menutup seluruh pelintasan liar di wilayah Jakarta. Ia meminta agar nantinya pintu pelintasan liar itu tidak dibuka kembali oleh warga. Untuk itu, harus ada keberanian untuk menegakkan hukum.
Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Indrastuty R Okita mengatakan, Dinas PU DKI terus mengkaji rencana pembangunan flyover dan underpass tersebut. Semua pekerjaan itu dilakukan dengan anggaran tahun jamak (multiyears).
Indrastuty mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sebetulnya telah menganggarkan pembangunan 10 flyover dan underpass pada APBD 2013. Jumlah itu kemudian berkurang karena Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuat program jalan lingkar layang (loopline elevated) untuk kereta komuter Jabodetabek. Dengan alasan itulah, akhirnya hanya ada satu flyover yang akan dibangun.
"Ada dua underpass yang kami yang dibatalkan. Sekarang, kami tinjau lagi karena dianggap cukup prioritas," kata Indrastuty. Dua underpass itu berada di Jalan Kartini dan Cenderawasih.
Hingga kini, program itu belum juga dibangun. Dinas PU DKI masih melakukan proses lelang. Adapun konsep pembangunannya adalah design and build (rancang bangun). Program itu dirancang langsung oleh peserta tender dan mereka langsung membangunnya.
"Yang membuat perencanaan teknis langsung dilakukan oleh calon pelaksana program, bukan konsultan khusus dari Dinas PU," ujar Indrastuty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.