Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, yang juga kandidat capres dalam Konvensi Partai Demokrat, Anies Baswedan, mengatakan, elektabilitas Jokowi memperlihatkan bahwa rakyat menghendaki pemimpin baru.
Ketika ditanya kemungkinan berkoalisi dengan Jokowi saat maju sebagai kandidat capres atau cawapres, Anies menyatakan, dirinya selalu mendorong kebaruan. "Saya ingin mendorong agar yang baru maju dan saya jangan mundur. Saya siap. Saya berpikir dalam skala negara, bukan partisan untuk kemenangan pemilu saja," ungkapnya.
Peneliti senior Pol-Tracking Institute, Tata Mutasya, mengatakan, elektabilitas Jokowi hanya bisa terganggu jika muncul kandidat baru atau alternatif yang kredibilitas dan integritasnya minimal setara.
Tata menegaskan, posisi Jokowi di urutan pertama dan Prabowo Subianto di urutan kedua juga tak akan berubah kalau keduanya jadi mencalonkan diri. "Keduanya merupakan pemimpin karismatik, seperti halnya Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004 dan 2009," ujarnya.
Bagi kandidat lain di bawah Jokowi dan Prabowo, lanjutnya, terbuka pergeseran posisi. "Kalau Hatta Rajasa dan Wiranto gila-gilaan beriklan di televisi, dapat saja (mereka) menggeser Aburizal, tetapi tak akan mengejar Jokowi dan Prabowo," katanya. (Lukas Adi Prasetya, Haryo Damardono, Ilham Khoiri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.