Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Ini Ibu Kota, Masa Kerjanya kayak di Kampung

Kompas.com - 29/01/2014, 11:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak mau jalan di Jakarta disebut "proyek abadi", seperti jalur pantai utara Jawa yang tiap tahun selalu rusak dan diperbaiki. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mempersiapkan teknologi pembetonan jalan agar strukturnya tidak cepat rusak.

Yang terjadi selama ini, kata pria yang akrab disapa Ahok itu, jalan di Jakarta tidak tahan lama. Permukaannya selalu rusak setiap hujan melanda sehingga proyek pengaspalan setiap tahunnya selalu dianggarkan. Ahok pun melirik teknologi pembetonan jalan yang tak cepat rusak dan teruji di negara-negara maju Eropa.

"Selama ini kan di kita hanya tempel-tempel (aspal) saja. Ada ini teknologi dari Eropa, setelah dibongkar, jadi kuat," ujar Basuki kepada wartawan di Balaikota pada Rabu (29/1/2014).

"Kayak Kemen PU kan gitu yang di pantura. Tiap tahun 'proyek abadi' karena nggak pernah hitung soal konstruksi bawahnya (bawah permukaan aspal), 10 tahun apa 20 tahun," lanjutnya.

Basuki mengatakan, dengan pola pengerjaan yang dianggapnya kuno, pekerjaan menjadi tidak efektif serta efisien. Sudah rugi uang lantaran tiap tahun menganggarkan di sektor sama, pemerintah juga rugi waktu karena hanya fokus ke satu pekerjaan, yakni penambalan aspal saja. Padahal, ada hal lain yang memerlukan penataan.

Rencananya dalam waktu dekat, Basuki akan mengoordinasikan rencana penataan jalan di Jakarta tersebut dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI. Dia bercita-cita, Jakarta jadi kota yang modern.

"Jadi, selama 10 sampai 20 tahun, tidak hanya nambal saja kita. Pakai teknologi kota dong, jangan kayak kampung gitu. Ini kan Ibu Kota, masa kerjanya kayak di kampung gitu," ucapnya.

Selama ini, setiap tahunnya, Dinas PU DKI selalu menganggarkan dana tersendiri untuk menambal jalan rusak. Bahkan, hanya Dinas PU DKI yang memiliki "anggaran sewaktu-waktu". Anggaran itu untuk keperluan pembenahan infrastruktur yang mendesak. Salah satunya adalah menambal jalan berlubang.

Anggota Komisi D DPRD Jakarta, Muhammad Sanusi, mengatakan bahwa "anggaran sewaktu-waktu" atau diistilahkan "dana swadaya infrastruktur" sebesar Rp 20 miliar per suku dinas dan Rp 300 miliar di Dinas PU DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com