Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Feby Lorita Dibawa Keliling Selama Tiga Hari

Kompas.com - 03/02/2014, 12:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —Setelah membunuh Feby Lorita (32) di rumah orangtuanya di Perum Citayam, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/1/2014), Asido Hamonangan Simangunsong mengaku langsung memasukkan jenazah Feby ke dalam bagasi mobil Nissan March F 1356 KA.

Menurut Edo, selama tiga hari ia sempat membawa mobil berisi jenazah Feby berputar-putar ke beberapa tempat, hingga akhirnya, dia meninggalkan mobil berisi mayat Feby itu di samping TPU Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2014).

"Saya bawa mobil itu keliling, ke Jakarta, Depok, dan Bekasi," kata Edo kepada wartawan, Senin (3/2/2014) dini hari, di ruang penyidik Mapolres Jakarta Timur.

Menurutnya, mobil berisi jenazah Feby itu juga sempat dibawanya ke Apartemen Comfort Cibubur, tempat tinggal ia dan Feby, di unit berbeda. Edo mengaku ke kamar apartemen Feby untuk mengambil televisi dan CPU komputer milik Feby.

"Saat itu jasad Feby saya simpan dan saya biarkan di mobil," katanya enteng.

Edo mengatakan, barang-barang milik Feby yang diambilnya itu kemudian dibawa ke rumah kekasihnya, ANS, di kawasan Sawangan, Depok. Menurutnya, ANS tidak mengetahui bahwa barang-barang tersebut diambilnya dari unit tinggal Feby.

Edo menuturkan, setelah hampir tiga hari jenazah Feby di dalam mobil, bau busuk mulai tercium dan menyengat. Karenanya, ia berniat akan membuang jenazah tersebut ke suatu tempat.

"Sambil bawa mobil keliling, saya pikir-pikir lokasi untuk buang jenazah," katanya.

Saat itulah, kata Edo, ia bertemu DN, kakak kandungnya. Kepada DN, Edo mengaku meminta bantuan untuk membuang jenazah tersebut. Namun, kepada kakaknya itu, Edo mengatakan bahwa mayat tersebut adalah korban tabrak lari yang ia lakukan.

"Saya bilang itu jenazah korban tabrak lari saya," katanya.

Pada Sabtu (25/1/2014) dini hari, kata Edo, ia bersama kakaknya berkeliling dengan mobil Nissan berisi jenazah Feby untuk mencari lokasi yang tepat untuk membuang jasad Feby tersebut. Saat melaju di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, ia dan kakaknya sempat panik karena ada razia polisi.

Karenanya, kata Edo, ia dan kakaknya memutuskan untuk membelokkan mobilnya ke arah TPU Pondok Kelapa untuk menghindari razia. Di samping TPU Pondok Kelapa inilah, Edo mengaku meninggalkan mobil berisi jenazah Feby.

"Kami tinggalkan mobil berisi jenazah itu di sana," katanya. Namun, akhirnya aksi mereka terkuak. Pada Selasa (28/1/2014), keberadaan mobil yang terparkir mengundang kecurigaan warga yang melaporkannya ke polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com