"Setelah publik DKI mengetahui problematika banjir dan macet belum dapat diselesaikan Jokowi, elektabilitasnya hanya 15,3 persen," kata Direktur Riset Median Sudarto dalam konferensi pers yang digelar di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Selasa (4/3/2014).
Median melakukan riset dengan dua tahap treatment. Pertama, menanyakan awareness publik secara nasional terhadap permasalahan banjir dan kemacetan yang ada di Jakarta. Setelah mengetahui informasi bahwa kemacetan dan banjir masih menjadi masalah di Jakarta, Median meminta responden untuk memilih kembali presiden pilihannya.
Hanya dengan pertanyaan setuju atau tidak Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden, nama Jokowi unggul dibanding tokoh lainnya, dengan 30,1 persen. Namun, setelah permasalahan Jakarta dipaparkan, elektabilitas Jokowi turun menjadi 15,3 persen.
Saat ini, kata dia, tingkat kesadaran publik terhadap problematika Jakarta masih rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan, hanya 35,70 persen warga yang tahu Jokowi belum dapat menyelesaikan kemacetan. Sementara itu, 64,30 persen sisanya mengaku tidak tahu.
Terkait banjir, hanya 37,40 persen warga tahu Jokowi belum dapat menyelesaikan masalah itu. Sisanya, 62,60 persen warga mengaku tidak tahu.
"Kebanyakan, warga ingin Jokowi menyelesaikan jabatannya sebagai gubernur terlebih dahulu selama lima tahun. Setelah merealisasikan janji, baru Jokowi maju di tahun 2019," kata Sudarto.
Berdasarkan survei tersebut, banjir dan macet yang belum bisa diselesaikan Jokowi memberi dampak positif pada elektabilitas Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Elektabilitas Prabowo mencapai 20 persen dan menduduki posisi puncak, sementara Megawati 16 persen. Jokowi hanya berada di posisi ketiga.
Selanjutnya, elektabilitas Aburizal Bakrie 10,9 persen; Wiranto 7,5 persen; Anis Matta 4,3 persen; Dahlan Iskan 3,2 persen; Yusril Ihza Mahendra 2,7 persen; Hatta Radjasa 1,8 persen; Surya Paloh 1,5 persen; Muhaimin Iskandar 1,0 persen; Suryadharma Ali 0,4 persen; Sutiyoso 0,1 persen; dan yang tidak menjawab sebanyak 15,4 persen.
Median melakukan survei ini sepanjang 28 Januari-15 Februari 2014. Sebanyak 1.500 responden dibagi menjadi 750 responden non-treatment dan 750 responden dengan treatment. Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan jender di 33 provinsi. Median mengklaim, margin of error survei ini 2,57 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.