Setelah dua hari penyelidikan, polisi menemukan titik terang pembunuh Desi. Penyidik melacak salah satu telepon genggam korban yang dibawa kabur IA.
Pada Kamis pagi, polisi menggerebek IA di lokasi kerjanya di kompleks pergudangan di Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan. ”Ketika kami tangkap, tersangka masih tidur,” kata Suyudi.
IA warga Kalianda, Lampung, yang merantau dan bermukim di Jakarta sejak beberapa tahun lalu. Dia telah menikah dan memiliki seorang anak.
Kepada penyidik, IA mengaku telah dua kali menipu melalui media sosial. Di depan Markas Polsek Metro Penjaringan, IA menundukkan kepala.
IA mengaku nekat membunuh Desi karena butuh uang.
Akan tetapi, Desi ternyata tidak sekaya seperti yang dikisahkan di media sosial. Desi mengaku berasal keluarga kaya, tetapi telepon genggamnya hanya seharga ratusan ribu rupiah. Uang di dompetnya juga hanya belasan ribu rupiah. Dia bukan seorang pramugari, melainkan pencari kerja serabutan. Setahun terakhir, Desi pindah dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja lain.
Polisi menjerat IA dengan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup. Seperti kejadian serupa sebelumnya, kisah IA dan Desi mengingatkan lagi tentang perlunya kewaspadaan berinteraksi di dunia maya, khususnya melalui jejaring sosial.(Mukhamad Kurniawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.