Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelintasan KA Tak Berpalang, Warga Swadaya Beli Pipa

Kompas.com - 20/03/2014, 21:36 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua pelintasan kereta api di DKI Jakarta memiliki palang pintu. Hal tersebut masih terjadi di perlintasan kereta di Jalan Rumah Sakit Paru-Paru, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Sudah bertahun-tahun di sini tidak ada palangnya. Tahun 1990-an pernah ada, tapi sejak dipasang, tidak pernah berfungsi," ujar Prayitno, seorang tukang ojek di dekat pintu perlintasan KA saat ditemui, Kamis (20/3/2014).

Selama ini, warga sekitar yang melewati jalan Rumah Sakit Paru-Paru harus melewati pintu pelintasan kereta yang tidak berpalang pintu. Setidaknya keselamatan warga yang tinggal di RW 01, 02, dan 03, Sunter Agung, Jakut menjadi terancam akibat kondisi ini.

Di sisi lain, Jalan Rumah Sakit Paru-Paru tersebut merupakan jalan besar yang sering dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat. Jalan tersebut juga digunakan sebagai akses menuju Sunter, Kemayoran, dan Ancol.

Tidak adanya tindak lanjut dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengenai hal tersebut membuat warga berinisiatif secara swadaya untuk membuat rambu peringatan di dekat pintu perlintasan. Bahkan warga sekitar sudah membuat proposal dan anggaran untuk membeli pipa, yang akan digunakan sebagai palang pintu perlintasan.

Prayitno mengatakan, warga sudah pernah mengajukan permohonan kepada PT KAI untuk segera melakukan pemasangan palang pintu dan meyediakan petugas penjaga. Namun hingga saat ini hal tersebut tidak juga terjadi.

Saat dihubungi mengenai masalah tersebut, Humas Daop 1 PT KAI, Agus Komarudin, membantah bahwa perlintasan tanpa palang pintu tersebut merupakan tanggung jawab PT KAI. "Dalam Undang No 23 Tahun 2007 mengenai Perkeretaapian, tanggung jawab tersebut adalah milik pemerintah. Dalam hal ini Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com.

Persoalan pelintasan sebidang sempat mencuat setelah insiden truk Pertamina bernomor polisi B 9265 SHE berisi 24.000 BBM bertubrukan dengan kereta rel listrik (KRL) tujuan Serpong-Tanah Abang di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, pada akhir 2013. Insiden ini menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan penumpang lainnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo mengatakan, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun 15 jembatan layang dan terowongan di persimpangan sebidang antara rel dan jalan raya pada 2014. Pembangunan ini telah dianggarkan ke dalam APBD DKI 2014 dan telah masuk ke dalam program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2013-2017.

Proyek ini dikatakan menjadi prioritas. Pasalnya, kecelakaan yang melibatkan kereta dan kendaraan motor kerap terjadi.

Polisi pun telah didorong untuk bertindak tegas kepada para penerobos palang pintu pelintasan kereta. Kereta api merupakan moda transportasi massal yang harus dijaga. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk membuat kereta menjadi moda yang tidak sekadar terjangkau, tetapi juga nyaman dan aman.

Saat ini, menerobos pelintasan kereta api diancam sanksi berupa denda Rp 750.000 atau kurungan penjara selama tiga bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com