Wakil Kepala Dinas Pendidikan Istaryatiningtyas mengatakan telah melaporkan kasus tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Dari kemarin, saya sudah buat laporan tertulis kepada Gubernur, dan tadi pagi saya laporkan semuanya ke beliau," kata Istaryatiningtyas, di Balaikota Jakarta, Senin (5/5/2014).
Langkah pertama yang diambil adalah melayat ke rumah duka. Setelah itu, pihaknya memanggil Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur Nasrudin, pengawas, dan semua guru di SD Negeri 09 ke kantor Disdik DKI, di Gatot Subroto, Jakarta Selatan, untuk dimintai keterangan.
Disdik DKI memberi tugas pejabat terkait membuat kronologi peristiwa tersebut. Rencananya, hari ini, pihaknya akan menyambangi SD Negeri 09. "Yang pasti, kita akan tuntaskan masalah ini, agar tidak terjadi di tempat yang lain. Saya minta doa dari teman-teman," kata Istaryatiningtyas.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur Nasrudin menyatakan akan memberi sanksi tegas kepada Kepala SD Negeri 09. Ia membuka kemungkinan untuk mencopot jabatan kepala sekolah. Sanksi pencopotan itu mengacu pada peraturan pemerintah tentang disiplin PNS.
Pihaknya pun telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut. Pihaknya menyelidiki kemungkinan ada unsur pembiaran dari kepala sekolah dan jajaran guru atas insiden memprihatinkan tersebut.
Tim tersebut mulai efektif bekerja pada Minggu (4/5/2014) sore kemarin. Tugas pertamanya, dengan menghimpun informasi, baik dari keluarga korban, keluarga terduga pelaku, hingga guru dan kepala sekolah.
Sebelumnya diberitakan, Senin (28/4/2014) siang lalu, ketika waktu istirahat sekolah, Ranggo yang tengah berjalan tergesa-gesa tidak sengaja menyenggol makanan ringan seharga Rp 1000 yang dibawa kakak kelasnya, SY, hingga terjatuh.
Ranggo telah meminta maaf dan telah mengganti makanan ringan tersebut. Namun, keesokan harinya, SY justru menganiaya Ranggo. Sekujur tubuhnya dipukuli dan mulutnya disumpal gagang sapu hingga mengeluarkan darah.
Pada Sabtu (3/5/2014) malam, polisi membongkar makam Ranggo di TPU Kampung Asem, Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Jenazahnya kemudian diotopsi. Hasil sementara menunjukkan bocah itu mengalami kekerasan.
"Secara sekilas ada tanda kekerasan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto, Senin (5/5/2014).
Meski begitu, pihaknya masih menunggu hasil keterangan resmi dari pihak dokter RSCM yang melakukan otopsi terhadap jenazah Ranggo.